SAMARINDA, BERITAKALTIM.com- Dua kelompok massa Jumat pagi terlibat saling serang menggunakan senjata tajam. Peristiwa yang berlangsung di Desa Batu Lumpang Kelurahan Sidodadi, Samarinda Ulu tersebut membuat warga ketakutan dan berusaha menyelamatkan diri.
Peristiwa ini bermula saat sekelompok warga bersama satu kelompok Ormas mendatangi lahan yang sudah diratakan. Alasan kelompok ini yakni untuk mempertanyakan surat kepemilikan lahan tersebut. Pasalnya, warga juga mengklaim bahwa lahan yang kini disengketakan merupakan miliknya yang sudah didiami sejak tahun 1950 silam. Akan tetapi, tiba-tiba timbul keributan mengakibatkan kedua kelompok ini terlibat saling serang.
Dari peristiwa itu, tujuh orang diduga mengalami luka-luka sayatan senjata tajam dan salah satunya harus dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami luka cukup parah di bagian perut. Untuk meredakan situasi puluhan aparat kepolisian dibantu TNI diterjunkan di lokasi bentrok.
Hanya saja, ketegangan kembali terjadi, kelompok yang kini menguasai lahan ternyata datang lagi dengan membawa puluhan anggotanya bersenjata celurit, badik, mandau dan ketapel. Mendapat serangan yang tidak terduga ini membuat kelompok massa dari kelompok lainnya berhamburan menyelamatkan diri. Beruntung polisi yang sudah siap siaga berhasil meredakan situasi hingga jatuhnya korban dapat dihindari.
Menurut Yohanes, Ketua Pemuda Adat Borneo, tujuan kedatangannya bukan untuk menyerang. Akan tetapi untuk mencabuti patok-patok yang ada. Alasannya, dirinya bersama pemilik lahan meyakini lahan tersebut miliknya. Karenanya mereka meminta kelompok yang kini menguasai lahan tersebut segera angkat kaki dari sana.
“Kami tidak ada maksud menyerang, terbukti kami tidak membawa senjata tajam, tujuan kami meminta bukti kepemilikan surat lahan yang disengketakan. Kami juga mencabuti patok-patok yang dipasang oleh mereka sebab kami yakin lahan ini milik kelompok warga yang kami bantu,” kata Yohanes.
Kapolsek Samarinda Ulu Kompol Yogi Hardiman menyebut, sengketa ini sudah ditangani unit Reksrim Polresta Samarinda dan hingga sekarang masih dalam proses penyelidikan. Karenanya pada dua kelompok yang bersengketa hendaknya bisa menahan diri.
“Sengeketa lahan ini sudah ditangani pihak kepolisian dan masih dalam proses penyelidikan. Karena
itu saya berharap pada dua kelompok yang bersengketa untuk bisa menahan diri agar tidak menimbulkan korban jiwa,” terang Yogi Hardiman.
Sementara itu, hingga Jumat siang lokasi bentrokan masih mencekam. Puluhan aparat dari polresta Samarinda dan Kodim 091 disiagakan guna mengantisipasi bentrok susulan. #Ahz