SAMARINDA,BERITAKALTARA.com– Penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi beberapa pekan lalu membuat segelintir oknum nakal
kembali memanfaatkan momen tersebut. Misalnya mereka mengetap hingga beberapa kali bolak-balik di SPBU.
Hal tersebut menuai keresahan warga. Warga beranggapan jika hal tersebut terus dilakukan bisa saja warga tak kebagian bahan bakar.
Anggota DPRD Kaltim, Selamat Ari Wibowo mengatakan, praktik mengetap jelas melanggar aturan dan semestinya ditindak dan dijatuhi sanksi.
Namun, lanjutnya, juga harus dilihat situasi dan kondisi wilayah tersebut.
Seperti di Kutai Barat waktu dahulu.”Kuota BBM di Kutai Barat dahulu nyaris tidak pernah tercukupi sehinggga dipenuhi dengan BBM selundupan.
Kenyataannya BBM selundupan tersebut justru bermanfaat sekali bagi masyarakat Kutai Barat,” katanya.Selain itu, masyarakat juga mempertanyakan harga sembako yang tak kunjung turun.
Wakil rakyat dari Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB) ini menilai harga sembako yang ada di pasaran tak kunjung turun dikarenakan adanya faktor daya beli masyarakat
.”Harga sembako yang ada di pasaran biasanya tidak dikendalikan oleh harga BBM, tetapi dilangsir dari daya beli pada masyarakat serta permintaan dan penawaran konsumen yang meroket naik,” tegasnya.Selain itu Selamat Ari juga mencontohkan, seperti kenaikan harga sembako beras.
Ketika musim panen tiba maka harga beras relatif turun, lain halnya jika tidak terjadinya musim panen dan stok yang ada terbatas maka harga tersebut akan sendirinya mengalami kenaikan.
Selamat AriWibowo yang merupakan anggota Komisi IV DPRD ini menyarankan opsi pemerintah melakukan operasi pasar.Seperti turun langsung ke pasar menjual sembako dengan mematok harga yang lebih murah dari pedagang lainnya di pasaran.Ini agar masyarakat punya pilihan.
“Operasi pasar merupakan alternatif untuk meredakan keresahan masyarakat terkait harga sembako yang tak kunjung turun.Hal tersebut dinilai mampu untuk mengembalikan harga sembako menjadi normal kembali,” katanya. (adv/rid/oke)
Teks foto: selamat ari wibowo