BeritaKaltim.Co

Diguyur Hujan Deras Setengah Jam Samarinda kembali Terendam Banjir

banjir samarindaSAMARINDA, BERITAKALTIM.com- Diguyur hujan deras, sejumlah lokasi rawan banjir kembali terendam dengan kedalaman bervariasi. Ironisnya hujan Selasa (13/01/2015) itu hanya berlangsung kurang dari satu jam.

Di antara lokasi cukup parah yakni kawasan simpang empat Mall Lembuswana. Di tempat ini ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.

Akibat banjir itu membuat aktifitas warga dan para pengguna jalan jadi terhambat. Bahkan tidak sedikit yang mengalami kerusakan mesin akibat mesin kendaraannya kemasukan air.

Kondisi serupa juga terjadi di Jalan Siti Aisyah, akibatnya peristiwa ini ratusan pelajar setingkat SMP dan SMA yang baru pulang sekolah harus melintas di areal banjir dengan aliran yang cukup deras.

Begitu pula pelajar di SMP Negeri 7 Jalan Kadrie Onieng. Banjir berkedalaman 30 centimeter membuat pelajar yang baru pulang sekolah terpaksa bertahan di gerbang sekolah karena kuatir dengan aliran air yang cukup deras.

Sejumlah pelajar menyebut banjir seperti itu memang kerap terjadi akibat aliran air terhambat oleh sampah yang dibuang di dalam parit. Selain itu juga paritnya terlalu dangkal dan sempit dan tidak mampu menampung debit air hujan.

“Kayak ini (banjir.red) sudah sering terjadi, kadang kita gak bisa sekolah karena terhalang banjir,” ujar Risma, salah satu siswi di sekolah tersebut.

Sementara itu sejumlah pengendara yang terganggu oleh banjir hanya bisa mengeluh lantaran upaya Pemerintah Kota Samarinda untuk mengatasi banjir tak kunjung ada buktinya. Sebaliknya, kondisi banjir semakin hari kian bertambah meluas.

“Saya kadang suka berfikir bener kah pemkot berupaya mengatasi banjir, kalau memang benar koq banjir makin sering terjadi, seharusnya jika sudah ditangani minimal berkurang bukan makin bertambah seperti sekarang,” ujar Amran yang terjebak di tengah banjir di simpang empat Mall Lembuswana. #Ahz

 

Teks foto: Banjir di simpang Samarinda.

Leave A Reply

Your email address will not be published.