SAMARINDA,BERITAKALTIM.com – Dalam pertemuan antara dengan Direksi RS Kanker Dharmais beberapa waktu lalu, Direktur Medik dan Keperawatan RS Kanker Dharmais Bambang Dwipoyono mengusulkan agar Kaltim membuat regulasi terkait vaksin anti kanker serviks.
Sebab, kanker serviks yang kini menjadi penyakit pembunuh wanita nomor satu di Indonesia itu ternyata dapat dicegah dengan pemberian vaksin anti kanker serviks pada anak gadis berusia 15 tahun atau yang belum melakukan hubungan seksual.
Terkait usulan tersebut Wakil Ketua DPRD Kaltim, Andi Faisal Assegaf menyatakan akan membahas usulan tersebut dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim melalui Komisi IV.
“Apapun yang terkait kesejahteraan dan hal-hal terbaik untuk masyarakat akan kami respon dengan baik. Dari segi anggaran tentu kami siap dan bersedia membantu,” katanya.
Kaltim saat ini memang perlu membuat regulasi terkait vaksin anti kanker serviks tersebut. Apalagi katanya, sejauh ini pemerintah belum memiliki program yang berkaitan dengan penanggulangan penyakit kanker serviks. Padahal ancaman dari kanker serviks sangat berbahaya, namun belum populer di masyarakat. Kebanyakan wanita tidak menyadari sedang mengidap kanker serviks sampai sudah pada stadium yang membahayakan.
“Dengan memberikan vaksin anti kanker serviks tersebut siapa tau bisa menghindari serta mengurangi potensi kanker serviks di daerah Kaltim,” harapnya.
Sayangnya, harga vaksin masih tergolong mahal. Mulai dari Rp 750.000 – Rp 1,5 juta dan harus dilakukan sampai tiga kali vaksin. Bagi masyarakat ekonomi menengah kebawah tentu ini sangat memberatkan.
Untuk itu perlu diformulasikan dalam regulasi bagaimana pemerintah bisa membantu meringankan biaya dari vaksin tersebut. Dalam hal ini tentunya dewan siap membantu mengalokasikan anggarannya.
“Jika Kaltim dapat melakukan itu. Insya Allah ke depan Kaltim bisa menjadi percontohan daerah lain,” tuturnya.
Menurutnya, dengan pencegahan dan penanggulan yang tepat akan dapat mengurangi penemuan pasien dengan stadium lanjut. Dengan demikian akan mengurangi jumlah kematian wanita yang disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus (HPV) tersebut. (adv/lin/oke)
Teks foto: andi faisal assegaf