SAMARINDA, BERITAKALTARA.com– Selama dua bulan terakhir, sejumlah desa di Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) tergenang banjir. Banjir setinggi lebih dari satu meter datang akibat meluapnya sungai kecil yang tak jauh dari pemukiman warga.
Menurut keterangan warga Desa Santan Tengah, Kecamatan Marangkayu, banjir yang merendam desa yang tidak jauh dari lokasi tambang batu bara ini tidak hanya menyulitkan warga melakukan rutinitas, tapi sudah menimbulkan banyak kerugian.
Tanaman yang selama ini menjadi tumpuan ekonomi masyarakat gagal panen akibat terendam banjir. Tanaman itu berupa pohon karet, kelapa sawit, buah-buahan dan sayur mayur.
“Bukan cuma gagal panen, beberapa tanaman yang bisa dipanen tiap saat juga mati akibat terendam banjir,” kata Akbar, Selasa (10/2/2015).
Menurutnya, sebagian warga korban banjir menuding aktivitas tambang batu bara yang ada di hulu Sungai Santan sebagai pemicu banjir yang terjadi selama ini.
Akibat banjir, sejumlah sekolah diliburkan karena kesulitan akses jalan menuju sekolah. Kalaupun masuk sekolah, biasanya siswa cepat dipulangkan.
“Kami tidak bisa berbuat banyak. Musim hujan membuat air sungai meluap. Apalagi musim hujan belum berhenti. Mungkin masih lama banjir baru surut,” tambah Akbar.
Warga menyesalkan sikap pemerintah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Kukar yang dianggap tidak memiliki empati. Jangankan memberikan solusi untuk mengatasi banjir, bantuan untuk warga saja tidak ada.
Anggota Badan Permusyawatan Desa (BPD) Santan Tengah, Saripah mengaku hingga kini belum satupun Pemkab Kukar datang. “Tidak mungkin mereka (pemkab) tidak tahu,” katanya.
Apalagi , kata Saripah, banjir di desa binaan Pemkab Kukar ini sudah menjadi rutinitas tahunan, namun tak juga ada posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang disediakan pemerintah.
“Bantuan pun tidak ada. Sudah biasa Desa Santan Tengah mendapat perlakukan seperti ini,” katanya.#aw
teks foto: Foto ilustrasi, banjir di Tenggarong beberapa waktu lalu.