SAMARINDA, BERITAKALTIM.com- Setelah menyerahkan petisi penutupan #LubangTambang ke Menteri LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) Siti Nurbaya, Selasa (24/2/2015), Rahmawati dan suaminya Misransyah melanjutkan sejumlah agenda acara pertemuan lain dengan sejumlah lembaga.
Seperti yang dilakukan pada Rabu (25/2/2015) pagi ini, Rahmawati dan rombongan pendukung gerakap penutupan tambang dijadwalkan bertemu Deputi Kementerian Perlindungan Perempuan & Anak (KPPA).
Berikutnya Rahmwati juga melaporkan kasus yang dialaminya kepada Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnasham), Muh. Nur Khoiron dan Sandra Moniaga di Kantor Komnasham Jakarta. Pertemuan rencananya digelar Pukul 14.00 siang ini juga dan akan didahului dengan Konferensi Pers di Kantor Pencari Penegakan Hak Asasi Manusia ini.
Ibu Rahmawati dan Pak Misransyah telah berduka akibat meninggalnya Muhammad Raihan Saputra (10 tahun), putra keduanya, di lubang bekas tambang batubara diduga milik PT Graha Benua Etam, di Bengkuring, Sempaja, Samarinda Utara. Lubang bekas tambang batubara yang dalamnya lebih dari 30 meter dengan luas 6 kali lapangan sepakbola tersebut telah dibiarkan terbuka, tanpa pernah di reklamasi apalagi di rehabilitasi, selama lebih dari 3 (tiga) tahun sejak dibuka
Raihan baru 2 hari mencicipi hari liburnya, setelah pada hari Sabtu sebelumnya ia dan orang tuanya baru saja mengambil Raport semester ganjil di sekolahnya SDN 009, Pinang Seribu, Samarinda Utara. “Raihan anak biasa saja, nilai raportnya juga biasa saja”, ujar Misransyah, ayah Raihan.
“Raihan itu suka main bola dan suka bergaul ia sangat dikenal luas oleh-anak-anak di sini karena keluwesannya bergaul,” lanjutnya.
Raihan diperkirakan meninggal setelah masuk waktu shalat Dzuhur, sekitar pukul 14.00 siang, dan baru dievakuasi pukul 17.30 sore, dengan mendapat bantuan dari Tim SAR. Tubuh Raihan didapatkan pada kedalaman 8 meter. Lubang Tambang itu sendiri sering dikeluhkan warga karena jaraknya yang hanya 50 meter dari pemukiman warga.
Dengan diserahkannya petisi kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Ibu Rahmawati dan pendukung petisi berharap agar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta pihak-pihak lain yang memiliki kewenangan, dapat segera mengambil tindakan cepat agar lubang-lubang bekas tambang batubara di Kota Samarinda, dan berbagai wilayah lain di Indonesia, dapat segera ditutup dan direhabilitasi, agar tak lagi mengancam nyawa anak-anak yang ada di sekitarnya. Juga, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk segera melakukan audit terhadap perijinan pertambangan batubara di Samarinda, yang sangat dekat dengan permukiman dan telah menyebabkan terjadinya kematian bagi 9 (sembilan) anak, menyebabkan terjadinya banjir dan debu, serta rusaknya lahan pertanian dan kolam ikan di sekitarnya. #rilis JATAM
Trending
- Polri temukan jenazah awak media yang hilang dalam insiden speedboat
- Kapolres Purwakarta sebut sempat kesulitan evakuasi korban kecelakaan
- Polda Jabar sebut 19 kendaraan terlibat kecelakaan di Tol Cipularang
- Kecelakaan KM 92 Cipularang, Kapolda: 17 kendaraan terlibat dan 1 tewas
- Kejati Kaltim geledah kantor pemerintah untuk cari bukti korupsi
- KPK Sebut Inisial AFI Sebagai Tersangka Dugaan Korupsi di Kaltim
- BMKG catat 19 kali gempa susulan di Berau Kalimantan Timur
- Unjuk Rasa di Depan Kantor DPRD Kaltim Sempat Memanas, Massa Enggan Bubar Sampai Malam
- Pj Gubernur Kaltim Naik Heli Tinjau Banjir Mahulu, Pastikan Infrastruktur Masyarakat
- Banjir Mahakam Ulu, Pemkab Tetapkan Status Tanggap Darurat