BeritaKaltim.Co

Kilang Minyak di Bontang Selatan Terkendala Sertifikat Lahan

BONTANG, BERITAKALTIM.com- Berbagai pandangan menyertai proses panjang rencana pembangunan kilang minyak di Kelurahan Bontang Lestari, Kecamatan Bontang Selatan, Bontang, Kaltim. Setelah tidak mendapat kepastian dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), kendala lain adalah sertifikasi lahan yang ternyata belum diterbitkan Badan Pertahanan Nasional (BPN) Bontang.

Mega project ini disebut-sebut akan dibangun di area Badak LNG di Kelurahan Bontang Lestari dengan kebutuhan lahan seluas 2.200 hektare. Manajemen Badak LNG sudah menyelesaikan syarat-syarat agar Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bontang dapat segera mengabulkan persetujuan dalam bentuk sertifikat.

Hal ini terungkap saat Wali Kota Bontang Adi Darma bersama unsur Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) melakukan silaturahmi dengan manajemen Badak LNG, Senin 2/3/15. Wali Kota berjanji akan bertemu dengan BPN Bontang dan SKPD terkait untuk mempercepat proses sertifikasi tanah. Sehingga, rencana pembangunan kilang di area Badak LNG tersebut dapat segera dilaksanakan.

“Kami mendukung 100 persen pembangunan kilang di Bontang. Makanya, kami akan membantu menyelesaikan masalah sertifikasi tanah tersebut,” ujar Adi Darma.
Pembangunan refinery perkiraan kapasitas 300 ribu barel per hari terus mendapatkan dukungan dari orang nomor satu di Bontang ini. Salah satunya, kata Adi Darma, pihaknya bersafari ke kementerian untuk memastikan proyek pembangunan kilang pengolahan minyak di Bontang.

“Rencana pembangunan kilang minyak itu juga sudah dikemukakan sejak 2012, sehingga sangat disayangkan apabila proyek tersebut tidak terlaksana,” ujar Adi Darma.

Bahkan, lanjut Adi, saat ini Pemkot Bontang pun sudah menyiapkan lahan yang dibutuhkan untuk membangun kilang minyak tersebut. Selain itu rencana tersebut disampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pertemuan dengan para kepala daerah. Salah satu poin inti yang akan disampaikan kepada Presiden Jokowi adalah kesiapan Bontang menjadi tuan rumah pembangunan kilang pengolahan minyak berkapasitas 300 ribu barel per hari itu.

Faktor pendukung lainnya bagi Bontang untuk menjadi lokasi pembangunan kilang terbesar di Indonesia itu adalah letaknya yang sangat strategis serta lahan pembangunan yang sudah siap. Selain itu juga dukungan infrastruktur pelabuhan laut dan bandara juga sudah siap sehingga dapat memudahkan bagi para investor yang mau menanamkan modalnya di Bontang.

Sementara itu, Yhendra Permana, Vice President and Support Bisnis Badak NGL, membeberkan keuntungan yang didapat Pertamina jika membangun kilang pengolahan minyak di lahan Badak LNG. Pertama adalah aset yang dimiliki oleh Badak LNG merupakan aset negara. Sebenarnya dulu perusahaan ini adalah aset Pertamina, sebelum menjadi perseroan. Namun, setelah Pertamina menjadi perseroan, maka semua aset yang tidak berhubungan dengan bisnis inti diserahkan kepada negara.

Di sini, lanjut dia, sudah terdapat fasilitas umum untuk kilang minyak, seperti air, nitrogen, dan listrik. “Tinggal connect saja,” imbuhnya.

Keuntungan lain yang didapat yaitu tidak perlu lagi adanya anggaran pembebasan lahan, karena tanah tersebut sudah menjadi milik negara. Biaya pembangunannya pun diklaim lebih hemat dibandingkan membuka lahan baru untuk pembuatan kilang minyak.

“Biaya utilisasi itu 30 hingga 35 persen dari total biaya pembangunan kilang, soalnya nggak perlu lagi pembebasan tanah dan infrastruktur. Kalau biaya pembangunan satu kilang kapasitas 300-350 ribu (barrel) itu US$10 miliar, di sana biaya bangun kilangnya hanya 60-70 persennya saja,” tukas dia. #din

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.