TENGGARONG, BERITAKALTIM.COM- Ketidaktersediannya listrik pada siang hari, membuat beberapa sekolah di Desa Sepatin, Kecamatan Anggana Kutai Kartanegara. Dan tidak bisa maksimal untuk menerapkan kurikulum 2013. Dalam penerapan K13 itu, terdapat material Yang mengharuskan guru Dan murid menggunakan perangkat komputer.
Menurut kepala Sekolah SMPN 6 Anggana Tandarman, jaringan listrik serta telekomunikasi di desa tersebut, menjadi salah satu kendala untuk menerapkan kurikulum 2013.
“Untuk mengirim data siswa saja, yang mengikuti ujian nasional, kami terpaksa meminjam antena penguat sinyal milik kantor desa,” ucap Tandarman.
Sementara itu salah seorang murid Fitriana menuturkan, tidak ada kendala kalau ingin belajar yang giat, serta mengikuti pelajaran di sekolah. Ia pun menganggap kurikulum 2013 tidak terlalu susah.
“Kurikulum 2013 saya rasa tidak terlalu sulit, namun hanya saja terkendala tidak tersedianya jaringan listrik dan internet,” imbuhnya
Fitriana juga berharap kelak sekolahnya menjadi layak dengan fasilitas serta jaringan telekomunukasi, agar membantu dalam proses belajar mengajar.
Dari pantauan beritaKaltim.com, SMPN 6 Anggana, Kutai Kartanegara, memiliki 67 siswa serta 5 orang pengajar. Di mana kelima guru tersebut 1 diantaranya berstatus PNS dan 4 masih menyandang sebagai Guru honorer Sekolah saja.
Dalam penerapan kurikulum 2013 tersebut, sempat mengalami kesulitan, dikarenakan tidak tersedianya jaringan listrik dan telekomunikasi yang memadai. Ironisnya wilayah tersebut merupakan area pengelolaan minyak dan gas Blok Mahakam, yang sedang heboh karena pengelolanya Total EP Indonesie mengembalikan kontraknya kepada pemerintah tahun 2017.#fai83