BeritaKaltim.Co

Kartel Bermain, Beras dan Elpiji Naik di Bontang

Etha Rimba PaembonanBONTANG, BERITAKALTIM.com- Harga beras dan elpiji 3 kg di Kota Taman mendadak naik beberapa pekan terakhir. Dari penelusuran beritaKaltim.com di tingkat agen hingga pengecer, Kamis (5/3) hari ini, belum dapat dipastikan musababnya.

Untuk elpiji 3 kg di pangkalan Kelurahan Lhoktuan, kelangkaan disebut lantaran dipicu minimnya pasokan yang diberikan oleh distributor. Bila biasanya dalam sehari ada 200 tabung gas, maka kali ini jumlahnya turun drastis menjadi 30 tabung gas per hari. Itu artinya, ada 170 tabung yang “disunat” untuk pasokan di pangkalan Lhoktuan ini.

Minimnya jatah inilah yang membuat harga gas 3 kg mendadak naik saat dibeli warga. Alasannya, harga beli di tingkat distributor disebut-sebut naik Rp 2 ribu, yakni dari Rp 15 ribu menjadi Rp 17 ribu. Bahkan, ada pula yang dijual dengan harga Rp 19 ribu sampai Rp 22 ribu.

Menanggapi ini, Etha Rimba Paembonan, Wakil Ketua DPRD Bontang menyatakan, kenaikan harga beras dan elpiji 3 kg di Kota Taman memang sungguh mengherankan. Pasalnya, tak ada sebab pasti mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Etha menduga, ada yang tak beres pada distribution channel beras dan elpiji. Terutama ketika disalurkan dari pusat hingga ke daerah. “Kalau ditelusuri, distribution channel-nya yang enggak beres itu itu pasti ketemu,” katanya

Etha mencontohkan, hasil inspeksi mendadak Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu di gudang beras Bulog, menjadi salah satu tolok ukur pasokan beras dalam negeri sebenarnya sangat tercukupi.

“Apa yang dilakukan pak Jokowi itu benar, langsung cek ke distribution channel-nya. Setelah dicek ternyata pasokannya aman. Nah, kalau begitu pasti yang bermasalah saat distribusinya,” tandas Etha.

Etha menyebut, ada kartel besar yang bermain di Tanah Air. Imbasnya harga besar dan elpiji di Bontang ikut terkerek.
Etha menjelaskan, kondisi ini memang terkesan janggal. Apalagi saat ini tidak ada perayaan keagamaan atau momentum besar yang biasa menjadi musabab naiknya harga.

“Kalau ketika Hari Raya Idulfitri, mungkin oke. Tapi toh ini kan belum Ramadan. Pasokan di tingkat pusat juga mencukupi. Jadi pasti ada yang tidak beres di distributin channel-nya,” jelas Etha.

Sementara itu, saat dikonfrontir, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) Bontang mengaku belum menerima laporan resmi soal naiknya harga beras dan elpiji 3 kg ini.

Retno, Sekretaris Disperindagkop Bontang mengatakan, akan mengambil tindakan dalam waktu dekat.

Inspeksi mendadak atau sidak, mau tidak mau harus dilakukan. Ini untuk mengkroscek kebenaran informasi yang baru diperolehnya dari wartawan. Pun, sidak akan dilakukan untuk menelisik penyebab pasokan beras dan jatah elpiji 3 kg menjadi minim.

“Kami akan lihat dulu di lapangan. Kalau benar itu terjadi, kami akan ambil tindakan untuk mengatasinya,” ujarnya, saat dihubungi via telepon.

Khusus untuk jatah elpiji 3 kg yang mendadak turun di pangkalan, Retno menyatakan akan meminta kepada distributor untuk menambahnya. “Kalau alasannya tidak jelas, untuk apa dikurangi,” sebut Retno.

Soal tudingan warga yang menyebut distributor menjual tabung gas ke luar daerah, Retno menegaskan akan melakukan rapat koordinasi terlebih dulu di internal Disperindagkop. Jika terbukti benar, akan ada sanksi tegas yang akan diberikan. “Kalau begitu sudah merugikan masyarakat, makanya ahrus ada sanksi tegas,” tutup Retno. #fs

Teks Foto: Etha Rimba Paembonan, Wakil Ketua DPRD Bontang

Leave A Reply

Your email address will not be published.