BONTANG, BERITAKALTIM.com – Era pasca minyak dan gas (migas) kelak akan menjadi petaka. Itu terjadi kalau Pemkot Bontang saat ini tidak mengantisipasinya jauh hari.
“Beberapa tahun terakhir pemkot terlalu fokus dengan sektor migas dan industri. Kalau itu habis lalu apa? Pemkot seharusnya bisa melihat mayoritas masyarakat Bontang adalah pelaku usaha,” kata Ketua DPRD Bontang, Kaharudin Jaffar, belum lama ini.
Menurut Kahar, keberadaan Badak LNG dan PT Pupuk Kaltim (PKT) selama ini boleh dibilang menjadi sektor utama ekonomi Bontang. Tapi, terang Kahar, jangan lupakan pula sektor lain. “Usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) bisa menjadi alternatif. Bahkan bisa bikin PAD (pendapatan asli daerah, Red.) Bontang meningkat,” jelas politisi Golkar ini.
Kahar melihat, UMKM punya potensi yang bisa terbarukan. Apalagi, pemkot tak perlu bersusah payah membangunnya dari titik nol lantaran sebagian besar masyarakat Bontang sudah melakoni itu. “Sekarang tinggal di-push saja, didorong untuk berkembang. Kalau maju yang untung pasti masyarakat. Kalau sudah begitu kinerja eksekutif pasti langsung dirasakan masyarakat,” tutur Kahar.
Di sisi lain, Kahar meminta pemkot memerhatikan kesejahteraan para pelaku UMKM itu. Sebab, disadari atau tidak, grassroot economy inilah yang akan menjadi roda penggerak ekonomi Bontang di masa mendatang.
“Perlu perhatian khusus dari pemkot. Pokoknya jangan terlalu fokus dengan sektor migas dan industri, lalu merupakam sektor lain yang punya potensi,” beber Kahar.
Langkah pertama yang harus dilakukan pemkot saat ini adalah membina para pelaku UMKM. Pengetahuan tentang cara melakoni bisnis ini akan meng-upgrade sumber daya manusia yang bergerak di dalamnya. Muaranya, tentu pada peningkatan produksi karena semakin berkembang dan diminati pasaran. “Imbasnya sudah pasti kesejahteraan. Kalau sudah begitu, pemkot boleh dibilang berhasil menciptakan masyarakat mandiri,” tegas Kahar.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua DPRD Bontang, Faisal. Politisi Nasdem itu menyebut, pemkot harus punya grand design untuk memetakan potensi UMKM 15 kelurahan di 3 kecamatan Bontang. Alibi Faisal, serupa dengan koleganya, Kahar. Masyarakat harus benar-benar siap survive di Bontang pasca migas yang habis dieksploitasi.
“Ini juga bisa jadi upaya pemkot menanggulangi kemiskinan. UMKM itu sektor yang sudah terbukti mampu menghadapi krisis ekonomi,” ungkap Faisal.
UMKM juga bisa menjadi sektor untuk menekan angka pengangguran di Bontang. Caranya, via penyerapan tenaga kerja dan peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB).
“Kami meminta dukungan pemkot soal ini. Baik walikota, wakil walikota, sekda, dan perangkat SKPD terkait. Pemkot harus inovatif, bahkan kalau ide ini benar-benar dijalankan di lapangan oleh pemkot,” tutup Faisal. #fs