TANJUNG SELOR, BERITAKALTIM.com- Kedatangan Presiden RI Ir Joko Widodo ke Kota Tarakan, Nunukan dan Sebatik akhir tahun lalu, dimanfaatkan secara optimal oleh Penjabat Gubernur Kalimantan Utara Dr H Irianto Lambrie, termasuk menyampaikan berbagai kendala di provinsi bungsu ini.
Salah satu permasalahan yang diutarakan yaitu terkait Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) di wilayah pesisir Bulungan, Tana Tidung hingga Nunukan. Dimana saat ini hampir seluas 190 ribu ha telah dimanfaatkan warga untuk kepentingan budidaya tambak udang. Namun karena terkendala lahan KBK maka pemanfaatan oleh masyarakat petambak menjadi tidak optimal karena tidak bisa dilakukan sertifikasi.
“Padahal jika bersertifikat maka tingkat taraf hidup petambak bisa meningkat. Sebab mereka bisa menambah modal untuk pengembangan usaha tambaknya dengan bekerja sama pihak bank. Selain itu tentunya Pemprov dan Pemkot/Pemkab se-Kaltara bisa memberikan bantuan diantaranya bantuan bibit atau peralatan serta peningkatan pelatihan teknik berbudidaya yang efektif, efisien dan berdaya dukung lingkungan yang diharapkan mampu meningkatkan produktivitas tambaknya,” ujar Irianto.
Atas permasalahan itu, lanjut Irianto disambut positif oleh Presiden RI dan dirinya diminta untuk segera menindaklanjutinya. Bahkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Regional Kalimantan 2015 yang diselenggarakan di JCC, beberapa waktu lalu juga dimanfaatkan dirinya untuk menyampaikan hal serupa.
Dalam kegiatan itu dihadiri diantaranya Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago, Menko Maritim Indroyono Soesilo, Kepala PU, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta perwakilan dari Kementerian Perhubungan, Pertanian dan Dirjen Planologi Kehutanan dan Lingkungan Hidup Ir Bambang Soepijanto.
“Saya mengharapkan dukungan dari Kementerian terkait agar bisa dialih fungsikan menjadi Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK). Alhamdulillah Pak Bambang (Dirjen Planologi Kehutanan dan Lingkungan Hidup Ir Bambang Soepijanto, red) memberikan respon positif dan akan segera kami tindaklanjuti. Saya telah instruksikan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Kepala Bappeda dan Kepala Dinas kelautan dan Perikanan untuk segera menindaklanjutinya,”ujarnya.
Salah satu penjelasan yang disampaikan adalah kegiatan petambak memberikan kontribusi besar bagi kegiatan perekonomian masyarakat di Kaltara dan sebagai salah satu upaya strategis yang dilaksanakan masyarakat untuk mendukung kegiatan kedaulatan ketahanan pangan yang merupakan program unggulan dari Presiden RI Ir H Joko Widodo.
Sementara untuk sektor hilir, lanjut Irianto, pihaknya juga akan memberikan perhatian khusus karena produk kelautan dan perikanan seperti udang, kepiting dan ikan laut yang dihasilkan merupakan komoditas ekspor masa kini dan masa depan Kaltara.
“Kita akan memberikan perhatian khusus berupa pemberiaan fasilitasi dan bantuan bagi pengembangan komoditas ekspor agar semakin berkembang sehingga terjadi peningkatan volume ekspor ke negara tujuan,” ujar Irianto saat melakukan kunjungan ke perusahaan Cold Storage PT Mustika Minanusa Aurora (PT MMA) Tarakan beberapa waktu lalu.
Dalam kunjungannya, dirinya melihat alur pengepakan udang beku mulai dari tempat penerimaan atau pembelian udang dan kepiting dari nelayan hingga prosesing dan pengemasan udang dan kepiting yang siap diekspor ke negara tujuan.
Pemberian perhatian, lanjut Irianto sangat penting. Karena di samping sudah terbukti banyak menyerap tenaga kerja juga sekaligus menjadi faktor pendorong untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan.
PT MMA merupakan perusahaan lokal yang telah berhasil bermitra dengan importir dari Taiwan dan Jepang. Saat ini perusahaan yang berada di Jalan Gajah Mada, Tarakan ini telah mampu menyerap tenaga kerja langsung sekitar 1.500 orang. Karenanya Pemprov Kaltara dan Pemkot Tarakan serta Pemkab yang berada di Kaltara sebagai penyuplai bahan baku udang dan kepiting harus sinergi dan bekerjasama dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi berbagai kegiatan usaha yang berorientasi ekspor.
“Jika dunia usaha merasa aman dan nyaman berusaha maka salah satu dampak positif yang terjadi adalah memberikan kontribusi bagi devisa negara dan menciptakan ekonomi makro nasional dan daerah yang stabil,”ujarnya.
Ia mengatakan tantangan ke depan adalah bagaimana menjaga kuantitas produksi dan kualitas produknya agar dapat terus diserap oleh pasar ekspor ataupun regional dan domestik. Karena itu pihaknya akan meningkatkan pembinaan dan fasilitasi bantuan untuk pengembangan produksi kelautan dan perikanan di masa akan datang.
Sebab, lanjut Irianto potensi kelautan dan perikanan di Kaltara sangat besar untuk dikembangkan mulai dari hasil laut dan tambak berupa ikan, udang, budi daya rumput laut dan hasil laut lainnya. Komoditi udang dari Kaltara yang sudah terkenal bahkan sampai keluar negeri di kenal dengan nama udang Borneo atau Borneo Shrimp. #hmsprov