MAHULU, BERITAKALTIM.com – Si Jago Merah melalap Balai (Lamin) Adat Suku Dayak Aoheng di KampungTiong Ohang, Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu.
Api yang meludeskan Baang Adet Tiong Ohang dalam tempo sejam, , Minggu (15/2/2015), tak hanya merugikan warga adat secara materi. Ratusan ornament adat seperti tempayan atau guci (Danang), gong (Tawak), Mandau (Oloq Eton), Tombak (Doha), Sumpit (Soput), Seraung (Cahung), danTameng (Terlawang).
“Tidak cuma benda-benda pusaka seperti itu yang ikut terbakar.Yang kami sangat sayangkan tulang belulang arwah nenek moyang kami juga ikut terbakar,” ungkap Melkior Paron Tingang, anggota DPRD Mahakam Ulu, Senin (23/2/2015) lalu, di lokasi kebakaran.
Menurut Paron Tingang yang juga mantan Petinggi (kepala kampung) Tiong Ohang, kerugian materi dari Lamin berukuran 14 x 70 meter diperkirakan mencapai Rp 5 miliar lebih. Sebab Lamin yang mulai dibangun pada tahun 1930 itu terbuat dari bahan kayu terbaik, yakni kayu Ulin. Terlebih tiang-tiang besar (CohiHauq) berdiameter rata-rata sekitar 70 centimeter, sangat mahal dan suli tdicari gantinya. “Kita sudah usulkan untuk dibangun kembali dengan anggaran Rp 10 miliar lebih dengan tidak merubah konsep atau disain asli,” ujarnya.
Diungkapkan Markus Awang, selain BaangAdet, ada 18 rumah warga ikut terbakar dan rata dengan tanah di lahan seluas lebih dari satu hektar tersebut. Termasuk rumah pusaka keluarga Awang berukuran 6 x 16 meter yang terletak tepat di bagian tengah belakang Lamin. Seperti dalam Lamin dengan lima pintu dan ditempati 11 kepala keluarga (KK), Awang menyebut keluarganya rugi secara materi sekitar Rp 1 miliar lebih. “Saya hanya sempat menyelamatkan beberapa stel pakaian, termasuk seragam kerja,” kata Awang yang juga Kepala SMA Negeri 1 Long Apari seraya menunjukkan seragam PNS yang tergantung di rumah keluarganya.
Ditambahkannya, total 25 KK yang menjadi korban kebakaran. Sementara rumah yang paling besar adalah milik Irang Anyeq yang berukuran 8 x 16 meter. Seluruh bangunan rata dengan tanah dan satu pun barang tidak sempat diselamatkan. “Kami semua mengungsi ke rumah keluarga masing-masing,” jelasAwang.
Beatus Pinang Sula mengatakan, api bermula dari salah satu ruang di Lamin. Kebakaran terjadi sekira jam 8 pagi saat kebanyakan warga Tiong Ohang sedang sibuk di ladang. Kencangnya hembusan angin membuat api cepat membesar dan menyambar rumah-rumah di sekitarnya. Lamin yang direhab pada tahun 2000 itu pun tidak tersisa.
“Lamin ini dibangun tetua kami sekitar tahun 1930, saat tiba dan membuka kampong ini. Tetua kami berasal dari Long Cihan, sekitar 3 kilometer dari kampong ini,” ujarnya.
Atas musibah tersebut, DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia Kabupaten Mahakam Ulu berinisiatif memberikan bantuan. Ketua KNPI Mahulu Martinus Miing dan Sekretarisnya Dominikus Bayau, mengantar langsung bantuan berupa Sembilan bahan pokok dan pakaian layak pakai ke warga yang menjadi korban kebakaran. Bantuan diterima secara simbolis oleh Camat Long Apari Ignatius Ledok Lawa, yang kemudian diserahkan kepada salah satu warga, Silo Tubung, 72.
“Ini sekedar bentuk keprihatinan kami kepada warga yang menjadi korban. Mudah-mudahan bantuan ini dapat bermanfaat dan meringankan beban saudara-saudara yang mendapat musibah ini,” jelas Miing. #pph