BeritaKaltim.Co

Waktu Bimbingan Agama Harus Tinggi saat Rehabilitasi

4MURSIDI MUSLIMwebSAMARINDA,BWERITAKALTIM.COM – Mayoritas pengguna dan pecandu obat-obatan terlarang adalah mereka yang salah pergaulan dan kurang mendapat bekal bimbingan agama baik di lingkungan keluarga maupun sekolahnya.
Anggota DPRD Kaltim Mursidi Muslim menilai bahwa seluruh balai rehabilitasi baik tradisional maupun modern, termasuk rumah sakit dan Balai Rehabilitasi BNN Samarinda, harus meningkatkan jumlah waktu bimbingan kerohanian atau agama.
Menurutnya, metode penanganan pecandu narkoba selama ini yang digunakan mayoritas wadah rehabilitasi adalah mengacu kepada dunia barat dan moderen. Metodi ini lebih mengedepankan cara psikologis atau pendekatan kejiwaan tentang nilai-nilai positif hidup tanpa racun.
“Tidak ada yang salah dalam metode ini akan tetapi dinilai masih ada kekurangan karena walaupun ada sisi religiuitasnya namun, dinilai masih kurang dan masih perlu mendapatkan terapi agama yang lebih banyak,” kata Mursidi.
Diakui Mursidi, bahwa rehabilitasi hanya merupakan sebuah fase yang dilalui oleh orang yang ingin terlepas dari jeratan narkoba, sehingga yang lebih banyak berperan nantinya adalah ketika mereka kembali kemasyarakat.
Kendati demikian, tanpa pembekalan nilai agama yang mendalam dijiwa mereka maka dipastikan akan semakin mudah untuk terpengaruh dan kembali terjerumus kedalam dunia kelam dan bahkan bisa lebih buruk dari sebelumnya.
“Contoh pondok pesantren Suryalaya di Jawa Barat yang dulu dibuka oleh Alm. Abah Anom sempat menjadi perhatian nasional bahkan dunia terkait dengan cara atau metode dalam menangani para pecandu narkoba,”kata Mursidi.
Metode yang digunakan seratus depalan puluh derajat berbeda dengan cara yang dibuat oleh pusat rehabilitasi pada umumnya. Karena cara yang digunakan lebih kepada menyentuh hati mereka dan menyadarkannya dengan cara agama Islam.
Cara ini dinilai juga cukup efektif karena para pasien secara aktif diikutsertakan dalam berbagai kegiatan keagamaan baik dilingkungan dalam pesantren maupun luar, sehingga secara tidak langsung membangun karakter dan secara psikologis mereka siap untuk kembali ke masyarakat.
“Bayangkan kalau metode moderen digabung dengan cara alternatif ini, pasti hasilnya akan jauh lebih maksimal lagi karena yang terpenting adalah bukan sembuh saja lebih dari itu adalah kesiapan mereka ketika kembali kelingungan yang penuh dengan problematika. Dengan dibekali banyak hal terutama mental dan jiwa yang religius maka semuanya pasti akan mudah dilewati,”ujar politikus asal Golkar ini. (adv/bar)

Teks foto: mursidi

Leave A Reply

Your email address will not be published.