Akhirnya Rahmawati bersama suaminya, Misransyah, bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya di kantornya, Jakarta.
Pertemuan yang hangat, Selasa (24/2/2015), Menteri Siti Nurbaya yang mengenakan kemeja batik biru menyambut layaknya seorang ibu yang sedang berduka. Dalam kesempatan itu Rahmawati menyerahkan petisi penutupan #LubangTambang yang ditandatangani 10.000 orang dari berbagai wilayah di Indonesia, hingga dari luar negeri.
Petisi #LubangTambang melalui fasilitas change.org sudah dibuka sejak bulan lalu. Sejumlah aktivis lingkungan memprakarsasinya sebagai bentuk dukungan untuk membuka mata hati setiap orang, termasuk pejabat pemerintah dan pengusaha pertambangan batu bara.
Dalam petisinya, Ibu Rahmawati menyampaikan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar segera menutup perusahaan tambang, dan menegakkan hukum lingkungan bagi perusahaan tambang dan pemberi izin tambang yang lalai dan tidak bertanggung jawab hingga menyebabkan kematian anak di Samarinda.
Selain itu, Ibu Rahmawati berharap agar diberikan hukuman paksa kepada perusahaan pertambangan untuk segera melakukan penutupan lubang tambang dan merehabilitasi kawasan menjadi kawasan yang berfungsi baik secara ekologis.
Ibu Rahmawati dan Pak Misransyah telah berduka akibat meninggalnya Muhammad Raihan Saputra (10 tahun), putra keduanya, di lubang bekas tambang batubara diduga milik PT Graha Benua Etam, di Bengkuring, Sempaja, Samarinda Utara. Lubang bekas tambang batubara yang dalamnya lebih dari 30 meter dengan luas 6 kali lapangan sepakbola tersebut telah dibiarkan terbuka, tanpa pernah di reklamasi apalagi di rehabilitasi, selama lebih dari 3 (tiga) tahun sejak dibuka
Raihan baru 2 hari mencicipi hari liburnya, setelah pada hari Sabtu sebelumnya ia dan orang tuanya baru saja mengambil Raport semester ganjil di sekolahnya SDN 009, Pinang Seribu, Samarinda Utara. “Raihan anak biasa saja, nilai raportnya juga biasa saja”, ujar Misransyah, ayah Raihan.
“Raihan itu suka main bola dan suka bergaul ia sangat dikenal luas oleh-anak-anak di sini karena keluwesannya bergaul,” lanjutnya.
Raihan diperkirakan meninggal setelah masuk waktu shalat Dzuhur, sekitar pukul 14.00 siang, dan baru dievakuasi pukul 17.30 sore, dengan mendapat bantuan dari Tim SAR. Tubuh Raihan didapatkan pada kedalaman 8 meter. Lubang Tambang itu sendiri sering dikeluhkan warga karena jaraknya yang hanya 50 meter dari pemukiman warga.
Dengan diserahkannya petisi kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Ibu Rahmawati dan pendukung petisi berharap agar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta pihak-pihak lain yang memiliki kewenangan, dapat segera mengambil tindakan cepat agar lubang-lubang bekas tambang batubara di Kota Samarinda, dan berbagai wilayah lain di Indonesia, dapat segera ditutup dan direhabilitasi, agar tak lagi mengancam nyawa anak-anak yang ada di sekitarnya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga untuk segera melakukan audit terhadap perizinan pertambangan batubara di Samarinda, yang sangat dekat dengan permukiman dan telah menyebabkan terjadinya kematian bagi 9 (sembilan) anak, menyebabkan terjadinya banjir dan debu, serta rusaknya lahan pertanian dan kolam ikan di sekitarnya. #rilis JATAM