BeritaKaltim.Co

Kok, Jadi Rita Vs Donna?

donaa dan rita3 webSaat Khairuddin terpojok, dijungkalkan dari kursi Ketua KNPI Kaltim, Rita Widyasari terkejut. Ia tak menyangka sahabatnya itu mengalami nasib seperti itu, terombang-ombang di pusaran arus yang dianggapnya tidak jelas pangkal salahnya.

Sebagian besar pengurus KNPI Kaltim di bawah komando Khairuddin memang tak percaya, hanya dalam hitungan sepuluh bulan sejak dilantik 10 Maret 2014 sebagai ketua KNPI Kaltim menggantikan Yunus Nusi, ia langsung ditendang.

“Salahnya Khairuddin apa?” begitu pertanyaan yang selalu muncul.

Tiga alasan yang dikemukan MPI (Majelis Pemuda Indonesia) KNPI Kaltim tak mencerminkan begitu parahnya kesalahan Khairuddin dalam menjalankan organisasi selama 10 bulan terakhir. Disebut-sebut Khoi –panggilan akrab Khairuddin – bertindak semaunya dalam menyusun pengurus sehingga bengkak sampai 630 orang.

Kemudian alasan kedua, tidak menjalankan amanah organisasi, di mana sejak era Yunus Nusi, KNPI Kaltim sudah berjuang memproklamirkan menjadi tuan rumah penylenggaraan Kongres KNPI tahun 2015, tapi begitu era Khoi dibatalkan, sehingga dipindahkan ke Papua.

Satu alasan lain, karena mayoritas OKP yang jumlahnya lebih 100 organisasi, merasa diabaikan dan membuat mayoritas mereka menginginkan Musprovlub dengan agenda mengganti Khairuddin.

Alasan-alasan itu yang sampai kepada MPI (Majelis Pemuda Indonesia) yang diketuai Yunus Nusi. Bersama jajaran pengurus MPI lainnya akhirnya diputuskan untuk melakukan investigasi, sejauh mana keresahan yang terjadi sejak KNPI dipegang Khoi.

Entah bagaimana mekanisme investigasi, tiba-tiba beberapa pekan di bulan Januari 2015, sudah keluar surat dari DPP KNPI. Kurang lebih isinya adalah; merestui MPI menggelar Musprovlub KNPI.

Persoalan jadi genting. Kubu Khoi tidak mudah dilengserkan. Sejak pemberitahuan adanya surat DPP KNPI yang merestui digelar Musprovlub Nomor 894/DPP KNPI/I/2015, tanggal 6 Januari 2015, ditandatangani oleh Plt Ketua KNPI Dian Rahadian dan Sekretaris Jenderal Bintang Prabowo, perlawanan keras dimulai.

Gedung Graha Pemuda di Jalan AW Sjahranie jadi saksi bisu bentrokan dua kubu. Pendukung Khoi dan kelompok pro Musprovlub. Tak hanya bentrok tangan kosong, tapi senjata tajam yang menyebabkan jatuhkan korban terluka dan dirawat di rumah sakit.

Toh, Musprovlub tetap terlaksana. Dayang Donna Walfiares Tania terpilih aklamasi menggantikan Khairuddin.

Situasi makin memanas. Khairuddin didukung oleh Rita Widyasari, Bupati Kutai Kartanegara turun tangan. Posisinya sebagai Bendahara di DPP KNPI memudahkannya melakukan manuver di Jakarta dengan agenda mengkandaskan Donna kembali.

Di pemberiaan media, turun tangannya Rita seolah membuat kubu Khairudiddn solid kembali. Bahkan ada kabar bahwa orang-orang DPP KNPI yang mendukung Musprovlub di Samarinda dipecat. Bahkan Ketua DPP KNPI Taufan EN Rotorasiko, katanya, menyatakan Musprovlub tidak sah.

Di luar dugaan kubu Khairuddin, kubu Donna juga menyampaikan argumentasinya. Hampir selama sebulan, tim Donna berada di Jakarta untuk berdiskusi dan meminta pensahan Musprovlub yang memenangkan Donna. Sampai akhirnya Ketua DPP KNPI Taufan juga yang terlihat ada tandatangannya di SK kepengurusan Donna.

Perang opini tak terhindarkan. Khairuddin yang terlanjur melibatkan Rita Widyasari membuka front lebih luas. Kini, yang berhadap-hadapan adalah Rita Widyasari anak kedua dari Syaukani HR, dengan Dayang Donna Walfiares Tania putri kedua Awang Faroek Ishak. Ayah keduanya pernah berseteru politik di era tahun 1990-2000-an. Akankah ini berlanjut ke anak-anak mereka? #

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.