TANJUNG SELOR, BERITAKALTIM.com- Ikhtiar dan kerja keras yang dilandasi niatan agar terjadi percepatan pembangunan di Kaltara mulai berbuah manis. Upaya komunikasi tanpa henti kepada pemerintah pusat yaitu pengusulan Pelabuhan Malundung di Tarakan menjadi pelabuhan ekspor, direspon.
Penjabat Gubernur Kalimantan Utara Dr H Irianto Lambrie mengatakan usulan itu telah dilakukan beberapa waktu lalu dan terus dikomunikasikan kepada Kementerian Perhubungan. Terlebih kedatangan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang meninjau langsung Pelabuhan Malundung beberapa waktu lalu langsung dimanfaatkan secara optimal.
“Alhamdulillah, saat meninjau pelabuhan (Pelabuhan Malundung), kami jelaskan secara detail dan beliau (Menhub Ignaisius Jonan) memberikan persetujuan Pelabuhan Malundung menjadi Pelabuhan Ekspor,” ujar Irianto, Minggu (29/3/2015).
Menyikapi persetujuan itu, lanjut Irianto dirinya telah menginstruksikan kepada Kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo (Dishubkominfo) Kaltara untuk segera menindaklanjutinya. Salah satunya melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Pemkot Tarakan dan pengelola Pelabuhan Malundung serta menyiapkan berbagai hal yang diperlukan agar peningkatan status menjadi Pelabuhan Ekspor dapat segera direalisasikan.
Ia mengatakan Pelabuhan Malundung layak dinaikkan statusnya menjadi Pelabuhan Ekspor. Sebab pembenahan sarana dan prasarana pelabuhan telah dilakukan sesuai dengan standar yang ditentukan.
Terlebih, lanjut Irianto, Pelabuhan Malundung saat ini justru lebih banyak melayani bongkar muat kapal-kapal dari luar negeri. Hal ini untuk mendukung proses pengiriman komoditas ekspor beberapa perusahaan di Tarakan seperti plywood, udang beku menuju ke negara-negara tujuannya.
“Keberadaanya layak dinaikkan menjadi Pelabuhan Ekspor karena memang selama ini, Pelabuhan Malundung tidak hanya melayani kapal-kapal nasional melainkan kapal-kapal berbendera asing juga telah masuk,”ujarnya.
Ia mengatakan peningkatan status menjadi Pelabuhan Ekspor akan menjadi pilihan alternatif bagi pelaku usaha di Indonesia dalam mengirimkan produknya ke luar negeri. Sebab selama ini distribusi barang lewat perairan laut di Indonesia, utamanya kegiatan ekspor dan impor, masih bertumpu pada Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Padahal, lanjut Irianto keberadaannya telah sangat padat dan justru menimbulkan kerugiaan bagi para pelaku usaha. Sebab pada saat puncak distribusi terjadi arus penumpukan truk di pelabuhan Tanjung Priok, baik untuk kegiatan bongkar maupun muat. Hal ini menjadikan waktu tunggu barang di pelabuhan semakin panjang, bisa mencapai lebih dari satu pekan. Tentu dampak yang harus ditanggung para pelaku usaha adalah beban logistik menjadi lebih mahal.
“Pelabuhan Malundung akan menjadi pilihan alternatif bagi pelaku usaha di tanah air yang berorientasi pasar luar negeri. Sebab menguntungkan karena secara geografis letaknya sangat strategis sehingga mengurangi beban biaya yang harus ditanggung. Selain itu tentunya akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Kaltara karena adanya investasi tentu salah satunya akan membuka lapangan kerja,”ujarnya. #hmsprov/adver
Teks foto: Pj Gubernur bersama Menhub Ignatius Jonan dan rombongan di Pelabuhan Malundung Tarakan.