BeritaKaltim.Co

Pemerintah Diminta Turun Tangan

26AHMADSAMARINDA,BERITAKALTIM.COM Dalam waktu lima bulan terakhir sudah beberapa kali terjadi penurunan-kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM. Parahnya, kondisi itu otomatis berimbas kepada kenaikan sejumlah bidang mulai dari sembako hingga bahan bangunan.
Anggota Komisi II DPRD Kaltim Ahmad mengatakan bahwa jika pemerintah pusat terus melakukan program kebijakan yang membuat iklim perekonomian tidak menentu maka yang paling merasakan dampaknya adalah masyarakat.
“Jika dikota harga sembako dan bahan bangunan masih bisa terjangkau. Tetapi di pedesaan dan pedalaman harganya bisa mencapai berkali-kali lipat. Akibatnya yang merasakan suitnya adalah masyarakat terlebih mereka yang pada ekonomi menengah ke bawah,” tutur Ahmad.
Seperti diketahui bahwa kenaikan harga BBM yang mempengaruhi harga barang-barang lainnya adalah disebabkan meningkatnya biaya pengeluaran untuk transportasi. Sebab prinsip ekonomi jika biaya produksi meningkat maka harga barang juga meningkat.
Politisi asal Golkar itu menambahkan belum ada kebijakan solutif menangani permasalahan ini. Untuk itu ia meminta pemerintah daerah harus sigap agar tidak terjadi lonjakan harga berlebih yang membuat rakyat menderita.
“Pemerintah bisa berkerjasama dengan sejumlah akademisi yang ahli ekonomi terkait masalah ini. Intinya bagaimana pemerintah mampu memberikan rasa aman dimasyarakat melalui stabilitas harga yang dimulai dari sembako,” ucap Ahmad.
Disamping itu pemerintah juga perlu melakukan koordinasi dengan seluruh pemerintah kabupaten/kota se Kaltim dengan menciptakan sebuah rumusan kebijakan yang selain mengatur harga dipasaran juga bagaimana menciptakan peningkatan daya beli masyarakat melalui ketahanan ekonomi.
“Meningkatnya jumlah penganguran di Kaltim setahun terakhir yang mencapai ribuan orang ditambah meningkatnya harga dipasar, semakin membuat masyarakat terpuruk jika pemerintah tidak segera turun tangan,” jelas Ahmad. (adv/bar/dh/okei)
Teks foto: ahmad

Leave A Reply

Your email address will not be published.