BONTANG, BERITAKALTIM.com – Angka penderita demam berdarah dengue atau DBD cukup tinggi di Bontang. Pada Januari saja, jumlah penderitanya ada 11 orang.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang Indriati As’ad mengatakan, sebenarnya ada langkah efektif yang bisa menurunkan angka penderita DBD. Selain sosialisasi dan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan melaksanakan program 3 M (Menguras, Menutup dan Mengubur), langkah lainnya yaitu dengan memberikan denda kepada setiap rumah yang terbukti memiliki jentik nyamuk. Menurut Indriati, jika aturan ini bisa diterapkan, maka jumlah penderita bisa ditekan.
“Kami ingin membuat Perda yang memberikan sanksi kepada rumah yang terbukti memiliki jentik nyamuk. Seperti di Singapura. Tapi ini kembali lagi ke semua pihak apakah setuju jika ini diterapkan,” kata Indriati.
Indriati mengingatkan, setiap orangtua tidak menganggap remeh saat anaknya terkena demam. Karena, saat ini, telah terjadi mutasi gen pada nyamuk aedes aegypti yang mengakibatkan penderita terserang DBD. Pun, bisa saja demam tidak menunjukan gejala dini DBD seperti munculnya bintik-bintik merah pada kulit.
“Makanya saran kami jangan abaikan panas badan pada anak. Segera lakukan pemeriksaan ke puskemas atau rumah sakit untuk tindakan pengobatan pada demam lebih dari 3 hari,” sebut Indriati.
Untuk diketahui, pada awal tahun ini, 11 orang telah menderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Secara rinci, data yang dilansir Diskes menyebut, Kelurahan Gunung Elai di Kecamatan Bontang Utara sebagai salah satu pusat penyebaran tertinggi. #fs