TENGGARONG, BERITAKALTIM.COM – Untuk memastikan pembangunan jembatan sesuai desain perencanaan, dan melihat langsung pemasangan rangka baja bentang utama atau Main Span yang sedang dikerjakan.Tim Teknis pembangunan Jembatan Kartanegara, pada Jumat (10/4/2015) sore, untuk kedua kalinya menginspeksi langsung proses pengerjaan jembatan pengganti “Golden Gate” yang ambruk 2011 lalu.
Tim Teknis yang terdiri dari beberapa Profesor, Doktor, para Insinyur, serta para ahli lainnya tersebut berasal dari perguruan tinggi terkemuka di tanah air, dan dari Kementrian Pekerjaan Umum (PU). Mereka didampingi 2 orang dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Tim Teknis yang merupakan para ahli konstruksi dan pondasi, serta pakar Standar Nasional Indonesia, pertama kali menginspeksi pembangunan jembatan kartanegara pada Agustus 2014 lalu.
Tim Teknis tersebut saat tiba dilokasi pembangunan, langsung berkoordinasi dengan pihak PT Hutama Karya selaku kontraktor dan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kukar, kemudian mengecek rangka yang sudah terpasang dan melihat proses pemasangan Main Span yang telah memasuki segmen 20 sisi Tenggarong dan Segmen 17 sisi Tenggarong Seberang, serta melihat pengecoran Side Span.
Kasubdit Teknik Jembatan Ditjen Bina Marga Direktorat Bina Teknik Kementrian PU Iwan Zarkasi mengatakan, mereka datang untuk mengecek proses dan tahapan-tahapan pemasangan rangka jembatan, serta rencana tahapan-tahapan selanjutnya agar memenuhi kriteria teknis peerencanaan.
Iwan mengatakan, ada tiga tahapan paling kritis dalam pemasangan bentang utama yaitu pada awal mulai mengatur pemasangan bering pada pondasi, yang harus tepat dan akurat. Ke-dua memastikan rencana awal dengan yang dikerjakan apakah ada perbedaan. Ke-tiga menjelang tersambungnya pelengkung jembatan merupakan posisi paling kritis, karena menurutnya rangka kedua sisi jembatan dalam keadan beban tertinggi dan belum stabil.
“Sejauh ini kami liat belum ada yang menyimpang atau tidak sesuai perencanaan, memang itu yang kami harapkan jangan sampai ada yang kurang pas,” ujarnya usai meninjau pengerjaan jembatan.
Ketika disinggung mengenai kecepatan pengerjaan jembatan yang didesain kuat lebih dari 100 tahun tersebut, Iwan mengatakan kerja diketinggian dan didaratan itu sangat jauh beda dan perlu konsentrasi tinggi.”Tadi pas ada angin kencang saja kita suruh berenti dulu lalu lanjut lagi jika aman, apalagi pemasangan rangka ini perlu benar-benar akurat jadi tak bisa asal pasang cepat saja,” ujarnya.
Iwan mengatakan bahwa secara umum pembangunan berjalan baik yakni terlihat dari progres pembangunannya, serta dari sisi koordinasi tim pembangunan dilapangan yaitu antara dari Dinas Bina Marga dan PT Hutama Karya, serta dari segi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang sejauh ini tidak ditemukan laporan kecelakaan. # Wn