BeritaKaltim.Co

Molor Mahkota II, Bukti Permasalahan Pemerintah

saefuddin zuhriSamarinda,BERITAKALTIM.CVOM – Hingar bingar proyek pembangunan Jembatan Mahkota II yang perampungannya ditargetkan November 2015 ini, nampaknya masih belum ada kejelasan. Padahal, pembangunan jembatan yang dimulai sejak 2003 lalu dengan skema pembiayaan multiyears contract (MYC/kontrak tahun jamak) sudah menelan waktu, hampir satu dekade lamanya. Menurut perhitungan, pada 2014 separuh jembatan harus sudah rampung, yakni dari sisi Simpang Pasir, Palaran menuju tengah jembatan. Kemudian pada 2015, giliran sisi Sungai Kapih yang harus dikerjakan.
Hal ini mendapat sorotan serius dari Anggota Komisi III DPRD Kaltim yakni Saefuddin Zuhri. Menurutnya, bentang jembatan dengan panjang 1.428 meter ini merupakan proyek dengan waktu terlama di Kaltim yang belum juga selesai, yakni mencapai 13 tahun masa pembangunan.
“Dengan waktu pengerjaan yang cukup lama ini pemerintah Kabupaten/Kota nampaknya memiliki berbagai persoalan dalam penyelesaiannya. Kami sudah berkali-kali melakukan kunjungan ke proyek ini, jika diperlukan bantuan pemerintah provinsi akan mengalir dalam upaya menyokong pembangunan jembatan ini,” katanya.
Menanggapi keraguan pemerintah Kabupaten/Kota terkait rampungnya jembatan ini pada akhir 2015, legislator Partai Nasdem ini mengatakan jika DPRD siap menggelontorkan dana yang dibutuhkan sebesar yang diminta. Karena memang fungsinya sebagai pemecah kemacetan di Samarinda, maka layak jika pemerintah provinsi turut membantu pemerintah kabupaten/kota. “DPRD Kaltim hanya tinggal menunggu presentase pemkot Samarinda bagaimana skema pembangunan jembatan ini dari awal hingga sekarang. Jika sudah ada, maka akan membicarakan ke Pemprov Kaltim agar bisa bersinergi dalam melanjutkan program pembangunannya,” urainya.
“Menanggapi keraguan pemkot ini maka kami berperilaku sebaliknya, Jembatan Mahkota II bisa selesai di akhir 2015 asal jika semua pihak mau bersinergi dalam upaya percepatan pembangunannya. Terlebih, prioritas diterapkan pada jembatan ini sebagai salah satu upaya pemecah kemacetan kota dan mengupayakan pemerataan pembangunan agar tak berkutat di perkotaan saja,” tutupnya. (adv/tos/dhi)
Teks foto: Saefuddin Zuhri

Leave A Reply

Your email address will not be published.