BERITAKALTIM.COM – Nuklir bisa menjadi sumber energi alternatif bagi Kalimantan Timur di masa depan, karena bersih, relatif aman dan biayanya cukup murah. Kendati demikian, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kaltim memerlukan kajian mendalam, perencanaan yang matang dan sosialisasi yang terus menerus kepada masyarakat setempat.
“Secara pribadi saya mendukung semangat Pak Gubernur untuk mengembangkan sumber-sumber energi alternatif di Kalimantan Timur, termasuk dari nuklir tersebut. Ini juga menjadi bagian dari upaya penyelamatan sumber daya alam Kaltim, seperti minyak, gas dan batu bara, agar masih dapat dinikmati anak cucu kita kelak,” kata Ketua DPRD Kaltim, HM Syahrun HS usai mendengarkan pemaparan rencana pembangunan PLTN di Kalimantan Timur oleh Dirut PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) Dr Yudiutomo Imardjoko dan sejumlah petinggi China General Nuclear Power Group (CGN), antara lain Senior Vice President-nya, Mr Zheng Dong Shan, Director of Small Model Reactor, Mr Jin Jun dan Chief Representatives of South East Region, Mr Liu Yunli, di salah satu hotel bintang lima di Balikpapan, Rabu (15/4) malam.
Hadir dalam pemaparan tersebut Gubernur Kaltim, H Awang Faroek Ishak dan sejumah pejabat teras Pemprov Kaltim. PLTN berkapasitas 50 MW rencananya dibangun di Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau.
Syahrun memuji gagasan Gubernur Awang Faroek membangun PLTN di Kaltim sebagai pemikiran visioner, karena kenyataannya provinsi ini sebagai lumbung energi nasional masih dihadapkan dengan defisit listrik. Hampir seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur listriknya sering mati hidup (byar pet), tak terkecuali empat kota yang dilayani Sistem Mahakam, yakni Samarinda, Balikpapan, Tenggarong dan Bontang.
Namun berkaca dari sejumlah daerah lain yang juga akan membangun PLTN, yakni di Semenanjung Muria, tepatnya di Desa Balong, Lemah Abang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah dan di Teluk di Teluk Inggris, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung ternyata hingga sekarang masih menghadapi banyak persoalan mulai penolakan masyarakat hingga prosedur perizinan dari pemerintah pusat.
Masyarakat Jepara ramai-ramai menolak PLTN, akibat dihantui was-was kejadian meledaknya reaktor nuklir Chernobyl di Rusia dan PLTN Fukushima di Jepang beberapa tahun lalu, bisa terjadi di Indonesa. sedangkan di Bangka Belitung kendala soal Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dan RTRW Nasional menjadi penghambat utama karena belum ada peruntukan lokasi untuk PLTN.
“Tapi kita patut mendukung gagasan Pak Gubernur membangun PLTN di Kaltim, tentu disertai dengan kajian mendalam, perencanaan yang matang dan sosialisasi yang terus menerus kepada masyarakat setempat tadi,” kata politisi Partai Golkar asal Dapil Kukar – Kubar dan Mahulu kelahiran Kota Bangun, Kutai Kartanegara, 3 Mei 1954 ini.
Menurut Syahrun, berdasarkan informasi yang diperolehnya, teknologi nuklir sangatlah efisien untuk menggantikan sumber energi yang tidak terbarukan. Satu kilogram uranium setara dengan 1.000 – 3.000 ton batu bara atau 160 truk tangki minyak diesel yang berkapasitas 6.500 liter. Penerapan teknologi nuklir di Indonesia sudah dipersiapkan cukup lama, di antaranya dengan mengembangkan reaktor nuklir untuk riset di Tamansari, Bandung sejak tahun 1964, yang mampu menghasilkan listrik 2.500 Kwh. Kemudian di Yogyakarta dan Serpong, Tangerang.
Tapi sambil wacana soal PLTN berproses, dia mengajak jajaran Pemprov dan kalangan swasta mengembangan sumber energi alternatif bagi masyarakat Kaltim, antara lain air, panas bumi, biomassa dan sinar matahari.
“Soal pembangunan PLTN ini sudah tepat bila Pak Gubernur meminta Balitbangda Kaltim, Perusda Melati Bhakti Satya di bawah koordinasi Asisten II Sekprov untuk menindaklanjuti pemaparan PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) dan China General Nuclear Power Group (CGN) tersebut. Masalahnya ini juga terkait dengan PT PLN, sehingga sebaiknya digunakan jalur bisnis ke bisnis,” kata wakil rakyat yang ramah dengan siapa saja ini. (tap/adv)
TEKS FOTO: PLTN – Ketua DPRD Kaltim, HM Syahrun HS bersama Gubernur Kaltim, H Awang Faroek Ishak, tengah mendengarkan pemaparan rencana pembangunan PLTN di Kalimantan Timur oleh Dirut PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) Dr Yudiutomo Imardjoko dan sejumlah petinggi China General Nuclear Power Group (CGN), antara lain Senior Vice President-nya, Mr Zheng Dong Shan, Director of Small Model Reactor, Mr Jin Jun dan Chief Representatives of South East Region, Mr Liu Yunli, di salah satu hotel bintang lima di Balikpapan, Rabu (15/4) malam.