BONTANG, BERITABONTANG.com – Walikota Bontang Adi Darma sesumbar bandar udara perintis bakal rampung tahun ini. Progres pembangunannya disebut tetap berlanjut meski diadang pelbagai masalah.
Adi menyatakan, Nyerakat Kiri di Kelurahan Bontang Lestari tetap menjadi tempat pembangunan bandara perintis ini. Soal lahan yang selama ini dianggap menjadi batu sandungan, diklaim sudah menemukan titik terang. Maklum, sebagian lahan di sana termasuk dalam wilayah Kutai Kartanegara (Kukar). Itu sebabnya, ujar Adi, Pemkot Bontang menggandeng Pemkab Kukar.
“Pemkab Kukar sangat menyambut baik beberapa rencana kerjasama dengan Pemkot Bontang. Salah satunya pembangunan bandara. Dan alhamdulillah, secara prinsip, Kukar sangat mendukung pembangunan bandara,” katanya.
Adi merincikan, pembangunan bandara perintis ini diperkirakan akan menghabiskan dana Rp 75 miliar. Anggarannya sendiri ditegaskan sudah dialokasikan. Detailnya, Rp 60 miliar untuk menyelesaikan lahan 92 hektare dan Rp 15 miliar untuk akses jalan.
“Pemkot Bontang akan fokus menyelesaikan pembebasan lahan tahun ini. Dana sebesar Rp 60 miliar sudah disiapkan,” ulasnya.
Langkah lain yang dilakukan adalah membentuk Tim 11. Tugasnya memastikan kesiapan lahan. Saat ini, dari 92 hektare yang dibutuhkan, baru 10 hektare sertifikasi lahannya yang sudah selesai. Sisanya masih menjadi milik masyarakat.
“Makanya pemkot menyiapkan tim khusus untuk menyelesaikan masalah pembebasan lahan agar pembangunannya maksimal dan selesai tahun ini,” tambahnya.
Adi mengaku telah menyiapkan dana segar Rp 15 miliar untuk membuka akses jalan sepanjang 2 kilometer menuju lokasi bandara perintis.
Di lain hal, ada tiga dokumen yang menjadi syarat utama memulai pra-konstruksi pembangunan bandara perintis yang sudah rampung.
Tiga dokumen itu adalah Kajian Keselamatan Kawasan Operasi Penerbangan (KKOP), Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), dan Rencana Teknis Terinci (RTT) atau dikenal Detail Engineering Desain (DED). Kini, jelas Adi, tinggal menunggu izin pembangunan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Kami punya wacana menambah runway, tapi sulit dilakukan karena harus mengubah semua perizinan dan dokumen yang sudah dibuat. Jadi sementara tetap fokus melanjutkan dokumen yang sudah siap,” paparnya.
Berdasarkan RTT yang dibuat, lintasan pesawat bandara perintis Bontang akan dibangun sepanjang 1.200 meter. Lintasannya disiapkan untuk jenis pesawat Avion de Transport Regional (ATR), seperti yang digunakan Badak LNG dan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) melalui Bandara khusus Badak LNG. Hal itu sejalan dengan keputusan Kementerian Perhubungan Nomor 250/2011 tentang Perhubungan pembangunan bandara perintis di Bontang. #fs