BONTANG, BERITAKALTIM.com – Pasar sementara Rawa Indah kembali dikeluhkan pedagang. Mereka menilai lahan di Jalan KS Tubun sangat jauh dari harapan.
Amiruddin misalnya, salah satu pedagang emas yang mendapat petak di tengah pasar sementara justru kehilangan pelanggan. Selama hampir setahun berjualan, penghasilannya menurun drastis dibanding saat berjualan di pasar Rawa Indah, sebelum kebakaran. Sehari Amiruddin kadang tidak mendapatkan pembeli.
“Jangankan dalam sehari, dalam seminggu cuma 1 orang saja yang belanja. Pembeli malas masuk ke sini karena pasarnya bau, jauh, dan tidak ada tempat parkirnya,” ungkap Amir sambil menunjuk deretan toko yang kosong.
Amir berharap pemerintah memperhatikan nasib pedagang dengan mempercepat pembangunan pasar Rawa Indah yang dibangun dengan konsep semi modern.
“Kalau bisa dalam tahun ini sudah bisa pindah, kalau disini terus kami bisa bangkrut,” beber Amir.
Senada, Qodri, pedagang Sembako yang menempati petak bagian tengah berharap bagunan pasar Rawa Indah yang baru segera difungsikan. Pasalnya, sejak direlokasi ke pasar sementara omset dagangannya menurun drastis. Ia mencontohkan, jika sebelumnya bisa menjual mampu menjual 200 Kg bawang per hari, kini terjual “Sebelumnya saya bisa menjual bawang minimal 200 kg perhari tapi sekarang 40-50 kg per harinya,” keluhnya.
Kondisi ini diperparah dengan melambungnya harga komoditi. Harga bawang yang sebelumnya dibanrol Rp 25 ribu perkilo, kini tembus hingga Rp 32 ribu per kilo. Lonjakan harga. “Kalau gak kayak gitu, kami untung apa. Apalagi barangnya kan kami ambil sendiri di Samarinda,” pungkasnya. #fs