BeritaKaltim.Co

ANALISIS: Pembunuhan Muniarti Jasmin, Keterangan Maxi Rizat Tidak Logis

Muniarti, PNS KukarMeski Maxi Rizat ditangkap, tapi motif pembunuhan Muniarti Jasmin, pegawai Disperidagkop dan UMKM Kabupaten Kutai Kartanegara, 17 April 2015 lalu masih menyimpan misteri.

Dalam keterangan awal ke penyidik di Polres Kukar, Maxi Rizat mengaku perbuatannya itu tidak disengaja, niat awalnya hanya membekap mulut korban yang berteriak-teriak dan berupaya turun dari mobil yang dikemudikan Maxi Rizat.

Dalam kasus ini, polisi yang jadi penyidik jangan percaya begitu saja keterangan tersangka sebab, tidak logis, tidak bisa diterima akal sehat, dan satu sama lain tidak berkesesuain bahkan bisa jadi apa yang dilakukan tersangka adalah pembunuhan berencana, sebab:

1. Maxi Rizat sudah ada jam 06.55 Wita tanggal 17 April di Air Putih, tempat pegawai Kukar biasa menitipkan motor dan menunggu tumpangan ke Tenggarong. Jam 06.55 Wita itu terlalu pagi bagi orang seperti tersangka berurusan ke Tenggarong, apalagi pekerjaan tersangka juga tidak jelas.

2. Sebelum korban dibunuh tanggal 17 April, tersangka sudah pernah dua kali memberikan tumpangan kepada korban.

3. Pagi 17 April itu, mobil tersangka berangkat dari Air Putih sekitar jam 06.55 Wita dan baru sampai sekitar pukul 09.00 Wita, atau Air Putih-Tenggarong ditempuh dalam waktu 2 jam. Ini jelas janggal sebab, rata-rata jarak Air Putih-Tenggarong hanya perlu waktu 1 jam, sudah sampai. Sekarang selisih waktu 1 jam perlu diperdalam penyidik

4. Tersangka memberi alasan korban diketahuinya meninggal setelah membekap mulut korban dalam perjalanan 500 meter karena berteriak-teriak ketika tidak diturunkan persimpangan Jalan Sudirman-KH Ahmad Muksin. Tidak mungkin orang dewasa meninggal kalau mulutnya dibekap hanya 5 menit, itu kalau jarak tempuh mobilnya perlu waktu 5 menit untuk 500 meter. Normalnya untuk menempuh jarak 500 meter, mobil hanya perlu waktu 2-3 menit.

5. Tersangka mengaku membekap mulut korban dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanan masih mengemudikan mobil juga tidak bia diterima akal sehat, tidak logis sebab, tangan kiri tidaklah sekuat tangan kanan, kecuali orangnya memang kidal. Kalau mulut korban dibekap tersangka hanya pakai tangan kiri, korban masih mempunyai 2 tangan untuk mendorong tangan tersangka. Selain itu korban juga mempunyai gigi untuk menggigit tangan kiri tersangka.

maxi risat pelaku pembunuhanKalau melihat kronologis dan keterangan tersangka, ada ketidaksesuaian satu sama lain, seperti tersangka baru sampai di Tenggarong 2 jam setelah menaikkan korban di Air Putih, jelas terlalu lama, apa lagi pagi hari arus lalulintas lancar, hanya perlu waktu paling lama 45 menit.

Kemudian disebut korban sudah mati lemas setelah dibekapnya selama dalam perjalanan 500 meter. Kalau kecepatan kendaraan rata-rata 40 kilometer/jam, untuk 500 meter hanya perlu waktu 80 detik, sehingga orang dewasa tidak mungkin mati kalau hanay dibekap 80 detik, apa lagi kalau mulut dibekap, masih bisa bernapas pakai hidung.

Sangat tidak masuk akal pula, orang dewasa, meski itu perempuan tidak bisa dengan kedua tangannya menepis tangan kiri laki-laki yang orangnya tidak kidal. Korban juga bisa menggigit tangan kiri tersangka. Seseorang selalu bereaksi tanpa sadar (reflek) menggigit tangan orang yang menutupi mulutnya.

Pembunuhan terjadi saat korban ketiga kalinya menumpang mobil tersangka, kedatangan mobil tersangka jam 06.55 Wita bisa jadi didasari pengalaman sebelumnya sebanyak dua kali.

Sehingga saya menduga apa yang dilakukan Maxi Rizat itu, bisa jadi atau patut diduga pembunuhan berencana. Korban sudah dibunuh 2 jam sebelumnya, atau masih dalam perjalanan Air Putih-Tenggarong.

Kalau korban masih hidup dalam perjalanan ke Tenggarong dan melihat tanda-tanda Maxi Rizat punya niat jahat, korban sebetulnya bisa meloloskan diri saat mobil di atas kapal penyeberangan Tenggarong Seberang-Tenggarong Kota, tapi karena korban sudah meninggal, tidak bisa lagi mencari pertolongan. #Intoniswan, wartawan utama

Leave A Reply

Your email address will not be published.