SAMARINDA,BERITAKALTIM.com –Implementasi kebijakan ASEAN Economic Community (AEC) yang merupakan kesepakatan lintas negara-negara se-Asia Tenggara itu sebenarnya menjadi peluang besar bagi setiap negara anggota. Apalagi bila itu sudah terdukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.
Namun sebaliknya, akan menjadi ancaman besar jika tidak siap. Tak terkecuali di Indonesia dan Kaltim sendiri, termasuk Samarinda di dalamnya. Ancaman paling utama adalah serbuan tenaga kerja negara asing yang bisa mempersempit ruang gerak warga lokal. Apalagi bila warga lokal tidak dibekali dengan keahlian atau skill yang handal.
“Jadi dengan AEC ini, semua warga kita boleh bebas mencari kerja di semua negara ASEAN. Tentunya harus terdukung dengan keahlian. Begitupun sebaliknya, WNA (Warga Negara Asing, Red) bisa dengan bebas masuk ke Indonesia. Tidak terkecuali di Samarinda sendiri. Jadi kita harus bisa punya SDM yang unggul, supaya tidak sampai tersingkir oleh tenaga kerja asing,” ujar Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang seusai pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), belum lama ini.
Menurut dia, SDM memang menjadi posisi kunci keberhasilan pembangunan. Karena SDM sebenarnya berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya, dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, diharapkan bisa menciptakan kesempatan kerja yang luas.
“Nah dengan kesempatan kerja yang luas, maka akan mengurangi pengangguran. Selanjutnya, dengan menekan angka pengangguran, maka secara otomatis, akan mengurangi tingkat kemiskinan. Tapi sekali lagi, yang paling penting adalah pembenahan SDM kalau tidak ingin tersingkir oleh tenaga kerja asing,” tegas Wali Kota.
Meski begitu lanjut orang nomor satu di Kota Samarinda itu, sebenarnya dengan pertumbuhan ekonomi Samarinda yang mencapai 5,8 persen, angka kesempatan kerja juga terus terbuka. Hanya saja, yang menjadi persoalan, karena pertumbuhan penduduk juga melonjak drastis. Padahal, angka kelahiran di kota ini sebenarnya tak begitu besar.
“Makanya mau kami cek kembali ke Disdukcapil (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Red). Karena angka kelahiran sebenarnya kecil, tapi pertumbuhan penduduk justru tinggi. Mungkin karena migrasi,” sebut Wali Kota. (hms6)
Teks foto: Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang