BERITAKALTIM.COM – BANYAK pengalaman suka duka dirasakan wali kota Samarinda Syaharie Jaang, yang malang melintang menjadi buruh sebelum sukses sebagai orang nomor 1 di Samarinda. Berbagai kepedulian pro buruh juga disampaikan Jaang saat memperingati Hari Buruh (Mayday). Berikut rangkuman menarik yang ditulis secara bersambung.
SYAHARIE Jaang kembali hadir di tengah-tengah buruh/karyawan swasta pada peringatan Mayday 2015 di aula kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Propinsi Kaltim, Jumat (1/5) kemarin.
“Saya datang bukan sebagai wali kota, tapi wali kota buruh yang pernah menjadi buruh dan paham betul suka duka dan tuntutan kaum buruh akan perbaikan nasib mereka. Tahun 84-85 saya kerja di perusahaan sawmill kayu PT Putra Bengalon dan juga di perusahaan Plywood. Saya di rotari, di logpond, mengulit dan mengupas batang kayu. Itu saya lakukan hampir 1 tahun,” ucap Jaang mengenang semasa menjadi buruh di hadapan ratusan buruh, baik SBSI, SPSI maupun Kahutindo.
Setelah 1 tahun di perusahaan kayu, ia menyebutkan kembali ke kota (Samarinda) untuk menuntut ilmu. “Itulah perjuangan anak desa dari hulu mahakam. Sambil kuliah pun saya menjadi sales. Jadi berbicara tanggung jawab perusahaan, wajib hukumnya. Ini bukan orasi, tapi instruksi langsung kepada Kepala Dinas (Disnaker Samarinda Sucipto Wasis, red) terkait masalah normatif yang disampaikan saudara Sukarjo tadi. Mulai jaminan sosial hingga outsourcing,” tegas Jaang.
Menurutnya, ketika jadi manajer personalia pernah juga dimaki-maki buruh, begitu juga saat jadi pengusaha sehingga Jaang tahu betul apa yang dimau buruh. “Ketika jadi pengusaha, akhir tahun saya berpikir untuk menaikkan gaji. Begitu pula saat bulan 6, bagaimana menyiapkan THR supaya tidak terjadi cashflow. Saya pun pernah bekerja hanya dibayar uang makan Rp 1.000, kalau tidak kerja tidak dihitung. Makanya harus rajin kerja, dan makan pun 2 kali sehari,” ungkapnya.
Untuk itu, terkait outsourcing, Jaang meminta kepada Kadisnaker Samarinda agar berpegangan dengan Undang Undang. “Mana yang boleh outsourcing, mana yang tidak boleh outsourcing. Kalau yang tidak boleh outsourcing, yang harus jadi karyawan. Ini perintah kepala Pak Wasis. Jangan saya semangat-semangatnya sambutan di Mayday, habis itu Pak Wasis lupa. Saya aja, tadi saudara Karjo sambutan, saya catati semua aspirasinya supaya tidak lupa,” pesan Jaang lagi.
Begitu pun kepada buruh/karyawan sama-sama seperjuangan di serikat buruh, ketika naik jabatan atau gajinya dinaikan, terus lupa dengan butir-butir perjuangan buruh. “Idealis saudara harus dijaga. Kepada jajaran di Disnaker, jangan sampai juga gara-gara materi, kepentingan buruh dilupakan. Jangan ada yang memain-mainkan nasib buruh,” tegas Jaang.
Di kesempatan itu, secara spontan Jaang juga memberi tambahan hadiah doorprize yang telah disiapkan panitia. Secara pribadi, Jaang memberikan hadiah umroh bagi yang muslim, dan non muslim perjalanan rohani ke Yerusallem. “Ini hadiah saya berikan karena kita sesama buruh,” tutur Jaang.(bersambung/hms2)
teks: Jaang memberikan ucapan selamat kepada Edi, pekerja yang kemarin mendapat hadiah umroh dari Syaharie Jaang setelah diundi.
Trending
- Kapolres Purwakarta sebut sempat kesulitan evakuasi korban kecelakaan
- Polda Jabar sebut 19 kendaraan terlibat kecelakaan di Tol Cipularang
- Kecelakaan KM 92 Cipularang, Kapolda: 17 kendaraan terlibat dan 1 tewas
- Kejati Kaltim geledah kantor pemerintah untuk cari bukti korupsi
- KPK Sebut Inisial AFI Sebagai Tersangka Dugaan Korupsi di Kaltim
- BMKG catat 19 kali gempa susulan di Berau Kalimantan Timur
- Unjuk Rasa di Depan Kantor DPRD Kaltim Sempat Memanas, Massa Enggan Bubar Sampai Malam
- Pj Gubernur Kaltim Naik Heli Tinjau Banjir Mahulu, Pastikan Infrastruktur Masyarakat
- Banjir Mahakam Ulu, Pemkab Tetapkan Status Tanggap Darurat
- Bantuan Korban Banjir Mahakam Ulu Masih Tertahan di Kutai Barat
Ketika Wali Kota ‘Buruh’ Menyatu di Mayday (1) Merasa Buruh, Beri Hadiah Doorprize Umroh
Prev Post
Next Post