Keputusannya, Pemilihan Bupati Nunukan jatuh pada 9 Desember 2015. Berarti pemilihannya dipercepat dari semestinya di kuartal pertama tahun 2016. Masa jabatan Bupati Drs H Basri dan wakil Hj Asmah Gani berakhir 31 Mei 2016.
Undang-undang Pemilihan Kepala Daerah Nomor 1 tahun 2015 sudah mengatur. Bunyinya begini; Gelombang pertama dilaksanakan Desember 2015 untuk yang Akhir Masa Jabatan (AMJ) 2015 dan semester pertama tahun 2016. Gelombang kedua dilaksanakan Februari 2017 untuk AMJ semester kedua tahun 2016 dan seluruh yang AMJ 2017. Gelombang ketiga dilaksanakan Juni 2018 untuk yang AMJ tahun 2018 dan AMJ 2019.
Nah, Kabupaten Nunukan masuk dalam lingkaran semester pertama itu. Keputusan undang-undang yang membuat kaget semua pihak. Terutama KPU (Komisi Pemilihan Umum) Nunukan. Karena pada penyusunan anggaran tahun 2014 lalu, tidak masuk dianggarkan untuk pesta demokrasi lokal itu.
Apa boleh buat. Semua sudah terjadwal. KPU harus menyesuaikan. Begitu juga Pemerintah Kabupaten Nunukan dan DPRD. KPU usulkan Rp47 miliar, tapi bupati bilang cuma punya dana Rp15 miliar. Itu diambil dari dana cadangan karena tak dianggarkan.
Pemkab, DPRD dan KPU masih bergulat soal anggaran pemilihan bupati pada 9 Desember 2015. Beda lagi dengan yang terjadi di masyarakat. Tokoh-tokoh politik mulai ancang-ancang untuk mengambil tempat sebagai peserta pemilihan bupati. Kursi Bupati Nunukan dan wakilnya, dianggap seksi untuk diperebutkan.
Calon-calon yang bermunculan. Pertama adalah Basri, selaku petahana yang sekarang berada di Partai Demokrat. Anggota TNI dengan pangkat Letnan Kolonel ini sudah mengutarakan keinginannya maju kembali.
Saingannya, kemungkinannya adalah Hj Asmah Gani yang sekarng menjadi wakilnya diperiode pertama. Tapi, kepastian berpisah itu belum ada. Karena Hj Asmah Gani adalah kader Golkar. Sementara partainya masih berkecamuk soal dualisme kepengurusan.
Di luar itu, sejumlah nama bermunculan memasang stempel sebagai bakal calon bupati atau wakil bupati. Ada nama Mashur yang berniat maju dari jalur independen. Kemudian Muhammad Nasir dari PKS (Partai Keadilan Sejahtera), Nardi Azis dari PBB (Partai Bulan Bintang) yang sudah menggadang berpasangan dengan sejawadnya Karel Sompotan.
Kemudian ada Lewi dari PDI Perjuangan, Danni Iskandar sampai Irwan Sabri dari Partai Demokrat. Dua nama terakhir ini sering disebut-sebut masyarakat, padahal di partai itu ada Basri yang istrinya adalah Ketua Partai Demokrat Nunukan.
Tidak mau ketinggalan. Dari trah Haji Abdul Hafid Achmad juga bakal menyorong calonnya. Hafid adalah Bupati Nunukan dua periode yang punya pengaruh massa besar. Dulu, Hafid yang bergabung dengan PBB (Partai Bulan Bintang) menjadikan partai itu sebagai pemenang Pemilu legislative. Sekarang, ketika bergabung dengan Partai Hanura, ia bisa meraih kursi wakil ketua di DPRD.
Haji Hafid rencananya mengusung anaknya yang sekarang jadi anggota DPRD Kaltara, Asmin Laura Hafid. Bahkan, bukti keseriusan, Laura sudah dipasangkan dengan Faridil Murad. Faridil adalah birokrat senior yang berpengalaman di pemerintahan.
Tensi politik mulai meninggi, ditambah munculnya negative campaign dan black campaign. Terutama di media-media social. Tapi, sejauh ini, suasana di Pulau Nunukan masih aman-aman saja. #
======================================================================================================
Trah Hafid Mau Rebut Lagi
Asmin Laura Hafid digadang-gadang berpasangan dengan Faridil Murad dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Nunukan tanggal 9 Desember 2015.
Jelas, hitungan Haji Abdul Hafid Achmad sudah matang. Ia adalah Bupati Nunukan dua periode. Walau tak mengenyam pendidikan terlalu tinggi, tapi dalam dunia politik ia telah membuktikan di atas para politisi lain yang gelar sarjananya berangkap-rangkap.
Simak sekilas perjalanan Haji Abdul Hafid. Sampai tahun 2000 ia hanya dikenal sebagai pengusaha. Bisnisnya berhubungan komoditi yang bisa diperdagangkan di dua Negara, Indonesia-Malaysia.
Dia pernah jadi rimbawan saat bekerja di Jamaker. Keluar masuk hutan Simenggaris membuatnya hafal dengan jalan-jalan tikus yang biasa digunakan warga Indonesia maupun Malaysia keluar-masuk secara illegal. Di Pulau Nunukan kemudian ia mendirikan sebuah hotel yang diberi nama sama dengan anaknya; Laura.
Tahun 2001 saat pemilihan Bupati Nunukan pertama kali melalui voting anggota DPRD, Haji Hafid memilih berpasangan dengan Kasmir Foret (Alm) yang ketika itu menjabat Asisten 1 Sekdakab Nunukan. Hafid mampu meyakinkan PDI Perjuangan untuk mengusungnya, sampai akhirnya menang tipis dari Bustaman Arham (Alm) yang waktu itu adalah incumbent, Penjabat Bupati Nunukan.
Kemenangan itu mengantarkannya menjadi Bupati Nunukan. Bahkan kemudian partainya, PBB, berhasil menjadi juara dengan menjadi mayoritas di DPRD Nunukan.
Pengaruhnya cukup besar. Itu tak terbantah lagi. Ketika ia pindah partai ke Hanura, partai itu juga meningkat perolehan suaranya pada Pemilu legislative 2014 lalu. Hafid kemudian duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Nunukan.
Itulah sekilas perjalanan Haji Hafid. Maka, ketika ia bermaksud mendorong anaknya, Asmin Laura menjadi bakal calon Bupati Nunukan periode 2016-2021, banyak yang percaya; inilah bakal lawan tangguh dari petahana Drs Basri maupun Hj Asmah Gani.
Asmin Laura Hafid pernah bertarung Pilkada pada 2011. Ia berpasangan dengan Karel Sompotan. Namun, masyarakat Nunukan memilih pasangan Basri-Asmah Gani. Basri yang basisnya adalah tentara, mantan Dandim Nunukan dan Asmah Gani, warga asli yang pernah jadi Camat Nunukan, penyatuan yang meyakinkan masyarakat saat itu.
H Abdul Hafid Ahmad kepada wartawan bongkar mengakui saat ini pihaknya lebih fokus kepada putrinya, Laura Hafid yang akan mencalonkan diri menjadi calon Bupati Nunukan dalam pilkada mendatang.
“Kita lebih fokus ke Laura. Saya tidak,” ujar Hafid. Pernyataan itu sekaligus membantah bahwa dirinya sedang mempersiapkan diri maju sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara.
Menurut Hafid dalam pencalonan Laura Hafid dipastikan akan berpasangan dengan Faridil Murad. Namun pihaknya masih menunggu keputusan DPP Hanura terhadap pencalonan tersebut.
“Ibu Laura kita gadang dengan Pak Faridil. Sudah dipastikan maju. Saya kira semua partai sama, semua itu yang menentukan pusat. Jadi walaupun rekomendasinya dari sini si A, tapi belum tentu di sana si A yang diterima. Bisa jadi si B,“ imbuhnya.
Hafid belum bisa memastikan arah koalisi partainya. Hanura sendiri memiliki 3 kursi dalam parlemen di Nunukan. Untuk mengusung pencalonan sendiri Hanura masih membutuhkan 2 kursi lagi.
“Sekarang sudah sentralisasi. Kita belum bisa menentukan arah koalisi. Karena walaupun DPC mengakomodir, DPD mengakomodir, tetapi kalau DPP tidak menyetujui koalisinya berubah lagi. Barang kali mungkin sampai bulan 4 karena pendaftaran bulan 6, disitulah nanti kelihatan yang jadi calon dan tidak karena tidak punya perahu. Untuk tingkat kabupaten satu saja untuk lolos tidak koalisi. Hanya demokrat,” ujar Abdul Hafid.
Meski belum deklarasi, Laura dan Faridil Murad mulai melakukan komunikasi politik dengan partai-partai lainnya. Salah satu partai yang didekati adalah PDI Perjuangan, karena merasa punya hubungan bersama dalam KIH (Koalisi Indonesia Hebat).
Keduanya sudah mengambil formulir di partai banteng dan menunggu keputusan dari DPP PDI Perjuangan siapa yang bakal diusungnya.
Pasangan Asmin Laura, yakni Faridil Murad adalah mantan Kepala Dinas PU Nunukan, Kadinas Perhubungan dan Sekarang Kepala Badan Pengelola Perbatasan Daerah (BPPD) Kabupaten Nunukan. Ia juga pendiri dan Ketua Umum DPP Ormas Pusaka. #dim/le
===================================================================================================
KPU Bingung Anggaran
Pemilihan Bupati Nunukan dipastikan 9 Desember 2015, namun KPU (Komisi Pemilihan Umum) Nunukan belum tahu dari mana data penyelenggaraannya.
Usulan sudah disampaikan ke pemerintah. Totalnya Rp47 milyar. Angka itu dinilai rasional karena pada Pilkada sebelumnya memang sudah berkisar di atas Rp40 miliar.
Masalah jadi rumit, karena dalam APBD 2015 tidak ada anggaran Pilkada. Sebab informasi sebelumnya Pilkada Nunukan digelar 2016 atau ditunda sampai 2017. Masa bakta Bupati berakhir 31 Mei 2016.
Pemkab sudah memproyeksikan digunakannya dana cadangan. Tapi nilainya cuma Rp15 miliar. Lantaran itu Bupati perlu berdiskusi dengan DPRD dan KPU, termasuk dengan KPU Provinsi Kaltara tentang bagaimana sharing anggarannya.
Masalah di Nunukan, ternyata terjadi juga di 127 daerah se-Indonesia. Pada pelaksanaan Pilkada serentak 9 Desember 2015 itu diikuti oleh 183 daerah.
Oleh karena itu, Bawaslu berencana melayangkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar pemerintah pusat bisa membantu terkait anggaran sehingga pilkada serentak tidak mundur dari waktu yang sudah ditetapkan.#le
==============================================================================================================
Basri: Banyak Pekerjaan Belum Tuntas
Alasan Drs Basri maju kembali dalam Pemilihan Bupati Nunukan 9 Desember 2015, lantaran masih banyak pekerjaan yang belum tuntas. Dia ingin melanjutkan program-programnya yang belum selesai.
“Suka atau tidak suka, saya sudah siap untuk mencalonkan diri lagi menjadi Bupati Nunukan periode 2015 – 2020. Sebagai incumben saya ingin menuntaskan pekerjaan yang belum selesai di periode pertama,” ucap Basri kepada wartawan bongkar di Nunukan, beberapa waktu lalu.
Pekerjaan yang ingin dituntaskan antara lain, pembangunan jalan lingkar (ring road), pembangunan Islamic Center dan Christiani Center, penanggulangan abrasi pantai di Sebatik (pemecah gelombang).
Semua proyek itu menelan anggaran yang tidak sedikit, ratusan miliar rupiah. Dalam bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat, Basri mengatakan akan mengembangkan rumput laut.
Tentang calon pasangannya sebagai wakil bupati, Basri mengaku ingin tetap satu paket dengan Hj Asmah Gani. “Tapi kita belum tahu perkembangan politik. Nanti setelah ada partai pengusung maupun partai pendukung baru ada keputusan. Yang Jelas PKS, Golkar dan Gerindra kita sudah komitmen,” kata Basri yang memastikan dicalonkan oleh Partai Demokrat.
Tapi bagaimana kalau Hj Asmah Gani maju sebagai calon Bupati Nunukan, Basri dengan tangkas menjawab; “Tidak masalah, silakan. Biasa saja itu dalam ranah politik. Ada calon yang mengatakan terang-terangan, tapi ada calon yang jual mahal dengan berbagai alasan,” ujarnya.
“Dulu kan Bu Asmah Gani, awalnya tidak mau. Tetapi setelah desakan masyarakat sekaligus mendapat dukungan dari DPP Pusat Golkar, Bu Asmah akhirnya mau berpasangan dengan saya,” kata Mantan Dandim 0911 Nunukan itu.
Seperti calon kandidat lainnya, Basri juga mulai mengisi waktu bersosialisasi kepada masyarakat. Seperti dengan warga Toraja di Kampung Tator, beberapa waktu lalu. Dalam acara silaturahmi politik itu Basri ditemani 3 anggota DPRD dari Fraksi Partai Demokrat, yakni H Irwan Sabri SE, Saleh dan Ruman Tumbo SH.
“Saya akan maju dalam pencalonan apabila diinginkan dan didukung oleh masyarakat,” kata Basri.
Bersama warga Tator ia juga mengulang alasan keinginannya maju kembali. “Pertama karena pondasi yang telah saya bangun agar bangunannya bisa tuntas dalam 5 tahun ke depan,” ujarnya.
Kedua, lanjutnya, masih banyak tugas dan pembangunan yang dibangun belum kelar termasuk beberapa pembangunan proyek multiyears diantaranya pembangunan jalan Krayan tembus Kabupaten Malinau, pembangunan jalan dari Kecamatan Lumbis tembus perbatasan Malaysia.
“Begitu juga pembangunan penangkal abrasi pantai di Sebatik yang sudah berjalan 3 tahun juga belum tuntas,” ujarnya.
Program lain yang menjadi pikirannya dan harus dituntaskan adalah pembangunan multiyears di dalam kota Pulau Nunukan. Utamanya pembangunan jalan lingkar atau ringroad.
“Saya ingin menjadikan Kota Nunukan ini seperti Pantai Losari Makassar,” ujarnya lagi. #Yusuf Palimbongan/le
============================================================================================================
Basri Menjawab Isu Buruk
Selama hampir lima tahun menjadi Bupati Nunukan, stempel buruk dilemparkan sebagian warga yang tidak menyukai dirinya.
Saat sosialisasi di Kampung Tator yang dihadiri ribuan warga etnis Toraja, Basri memanfaatkan untuk menyampaikan isu-isu buruk yang menyerangnya selama menjabat Bupati Nunukan. Serangan itu bukan hanya di media massa, tapi juga di media social seperti facebook.
Basri mengakui menerima kritikan dari masyarakat. Itu sebab ketika ada isu yang mengatakan selama menjadi bupati tidak terlihat pembangunannya, Basri intropeksi diri saja dan tidak membantah kritikan itu.
“Biar masyarakat yang melihat sendiri. Apakah benar saya tidak bekerja,” ujarnya dihadapan warga.
Ia menyarankan kepada pengkritik untuk mempelajari juga apa yang sudah dilakukan pemerintah selama 4 tahun belakangan ini. Misalnya jalan ringroad Pulau Nunukan yang sudah hampir rampung. Kendalanya tidak bisa menyelesaikan karena anggaran 2015 yang turun drastis.
Kemudian, apakah warga sudah merasakan program semenisasi jalan di lorong-lorong dalam Kota Nunukan? Apakah masih ada kampung yang tidak terjangkau kendaraan?
“Biar masyarakat melihat realitanya,” ujar Basri.
Ada isu lain yang sampai juga di kupingnya, bahwa Basri korupsi, memperkaya diri sendiri.
Untuk isu ini, Basri menegaskan bahwa kalau ia dan keluarganya melakukan korupsi tentu sudah kaya raya dan kemungkinan sudah masuk penjara. Tapi faktanya, sampai saat ini tidak kasus korupsi yang menerpanya.
Selama menjadi Bupati, yang dilakukan Basri adalah menerapkan sistim keuangan berbasis kinerja. “Bukan uang daerah itu untuk dibagi-bagi, tetapi dipergunakan sesuai dengan program dan untuk kepentingan masyarakat,” kata Basri, berapi-api.
Masih soal isu buruk yang menimpanya, Basri dengan lugas menguraikan,bahwa ia dicap oleh anggota tim kurang loyal terhadap orang yang sudah menjadi Tim Sukses.
Basri menjelaskan, bahwa dirinya jadi bupati bukan untuk membagi-bagi proyek. Justru tugas berikutnya adalah mengamankan uang rakyat agar kembali untuk rakyat dan tidak diselewengkan.
“Beberapa anggota tim saya waktu pilkada meminta proyek. Lalu saya jawab, saya bukan untuk membagi-bagi proyek. Bapak dan ibu silakan ikut bersaing dalam tender. Siapkan sarana dan prasarana. Kalau siap, maka ikut tender pasti menang,” ujarnya.
“Menyangkut urusan proyek, bukan tugas Bupati, tetapi kewenangan kepala dinas masing-masing. Saya jadi bupati bukan saja milik tim sukses, tetapi milik semua masyarakat Nunukan. Sebagai pemimpin tidak boleh membeda-bedakan masyarakat, baik itu pendukung maupun lawan politik. Semua sama pelayanannya,” kata Basri.
Menyangkut Pilkada, katanya, tim sukses itu bertugas untuk memenangkan Pilkada. Karena ada kesamaan visi, yakni keinginan untuk menjalankan pemerintahan dengan bersih. Adanya pemimpin yang amanah dan tidak mencuri uang negara.
“Setelah selesai Pilkada, mari kita bertugas di pekerjaan masing-masing. Begitu juga lawan politik. Mari kira berpelukan. Itulah demokrasi,” ujar Basri.
Ia dengan lantang mengatakan, dalam urusan proyek pemerintah, boleh dicek apakah ada keluarga dirinya menjadi pengusaha. Termasuk keluarga istrinya.
“Mohon maaf, tidak satupun keluarga saya di sini jadi pengusaha. Tidak satupun keluarga saya di sini jadi kontraktor. Tolong cek. Kedua, perlu masyarakat Nunukan tau adakah keluarga, ponakan maupun ponakan istri saya di sini jadi Pegawai Negeri Sipil bahwa saya tempatkan di daerah strategis alias basah,” tanyanya yang disambut tepuk tangan warga.
Tuduhan lain, menyangkut penempatan pejabat. “Saya tidak pernah intervensi kepada Baperjakab, baik itu yang Islam maupun non Islam, semua sama di mata saya. Biar juga Islam kalau kinerjanya tidak memuaskan, tidak akan dilantik. Biar juga muda kalau kinerjanya baik? Saat ini banyak yang muda-muda menduduki jabatan karena prestasinya ,” ujar Basri. #Yusuf Palimbongan
=============================================================================================================
Siap Jadi Bacabup Atau Bacawagub
Wakil Bupati Nunukan Hj Asmah Gani masih menunggu keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar terkait dukungan dari warga untuk maju menjadi bakal calon Bupati Nunukan dalam Pemilukada 9 Desember 2015 mendatang.
Meski sebelumnya sempat menolak karena faktor usia, namun Hj Asmah Gani memastikan siap jika masyarakat menginginkan dirinya maju memimpin kota Nunukan serta mendapat mandat dari DPP Partai Golkar.
“Belum dapat petunjuk, mereka masih berpolemik. Sekarang perkarannya disidang PTUN. Kita lihat detik-detik terakhir saja. Ibu ini sudah tua, sudah tidak kuat loh,” ujarnya kepada wartawa bongkar, usai seharian mendampingi Dirjen Pendidikan Menengah Kemendikbud, Prof. Dr. Ir. Ahmad Jazidie, M.Eng, Kamis (09/04/2015).
Namun sejumlah warga Nunukan memberikan dukungan kepada Hj Asmah Gani untuk ikut maju dalam perhelatan Pilkada 2015 dengan memasang spanduk dukungan. Hj Asmah Gani mengaku hanya pasrah jika masyarakat masih menginginkan dirinya memimpin kota Nunukan.
”Satu satunya jalan kalau yang dari bawah ada mau ya apa boleh buatlah,” imbuhnya.
Sementara terhadap berita adanya beberapa bakal calon gubernur yang melirik wakil bupati Nunukan untuk berpasangan dalam Pilkada Gubernur 2015, Hj Asmah Gani mengaku belum ada satupun dari nama-nama yang santer beredar akan maju dalam pemilihan gubernur mencoba berkomunikasi dengan dirinya.
Namun jika ada yang memintanya menjadi bakal calon wakil gubernur, mantan anggota legislatif Nunukan ini mengaku siap bekerjasama.
“Belum ada, kalau mau jadi wakil tidak apa apalah. Bolehlah kalau manjadi wakil gubernur kalau partai merestui. Tapi sampai saat ini belum ada,” ujarnya. #dim
===========================================================================================================
Nardi-Karel Bermodal 2 Kursi
Persaingan menjadi Bupati Nunukan diramaikan sejumlah nama yang mencuat. Misalnya Nardi Azis yang akan berpasangan dengan Karel Sompotan menggunakan perahu PBB (Partai Bulan Bintang).
Mantan Ketua DPRD Nunukan periode 2009-2014, Nardi Azis, rencana akan maju dalam Pilkada Kabupaten Nunukan Desember 2015. “Insyaalllah kalau tidak aral melintang saya akan maju berpasangan dengan Karel Sompoton yang dulu berpasangan dengan Hj Asmin Laurah Hafid,” ujarnya.
Pertimbangan Nardi maju, lanjut anggota DPRD Nunukan dari PBB ini, pertama karena dirinya sebagai putra Nunukan. “Kedua diperbolehkan dalam UU Pilkada. Ketiga keprihatinan saya melihat kondisi Nunukan. Saya melihat perekonomian tidak menentu. Saya berusaha memberikan yang terbaik,” ujarnya.
Sekalipun nantinya incumbent Drs H Basri akan maju kembali, menurut Nardi, dirinya siap untuk bertarung dengan cara sehat. Saat ini ia akan berusaha melobi partai-partai, termasuk PDIP, PKS dan partai saya sendiri Yakni PBB walaupun hanya memiliki 2 kursi di DPRD Nunukan, yakni saya dan Karel Sompoton dari dapil III,” ujar Nardi.
Saat ditanya program apa diprioritaskan dia jawab tidak muluk-muluk. “Kalau saya dipercaya masyarakat, maka pertama masalah lapangan kerja. Kedua Pembangunan perbatasan baik laut maupun darat, termasuk juga berusaha mendatangkan investor. Karena di Nunukan banyak potensi yang belum tergali secara optimal, termasuk pembukaan lahan pertambagan batu bara di Nunukan cukup banyak, cuma selama ini pemerintah setiap investor datang yang ditanya pemerintah lebih dulu ada enggak modal,” kata Nardi Azis dalam komprensi pers di Caffe Zone jalan Radio Nunukan.
Selain itu Nardi Azis mengatakan bahwa potensi yang cukup menjanjikan adalah potensi perkebunan sawit. Karena lahan KBNK (Kawasn Budidaya Non Kehutanan) masih banyak yang kosong, kenapa tidak dimanfaatkan oleh Pemerintah,” ujar Nardi Azis.
Dihadapan wartawan di Nunukan, Nardi mengaku tidak berjanji tetapi berusaha melakukan sesuai dengan kemampuan. “Diakui bahwa selama ini banyak program pemerintah yang tidak mampu dilaksanakan, karena tidak sesuai dengan kondisi yang ada sekarang. Termasuk program Gerbang Emas janji Bupati Basri dan Ibu Asma Gani, banyak tidak terealisasi. Salah satunya yakni memberikan santunan bagi warga yang meninggal dunia dan banyak lagi.#dim
==============================================================================================================
Mashur Cari Wakil Non Muslim
Mashur Bin Mohd Alias SH.Msi memastikan bakal maju dalam Pilkada Bupati Nunukan 9 Desember 2015. Tak ada partai pengusung, ia berniat dari jalur independen.
Mashur mengatakan, dirinya akan maju melalui jalur independen. Pilihan untuk maju dari jalur independen bukan dari jalur partai, menurutnya, karena banyak kader partai yang juga ingin mencalonkan diri dalam pemilihan kepala daerah tahun 2015.
“Tadinya saya mau ikut lewat partai. Ada partai sudah setahun lebih saya rawat, tetapi ternyata teman-teman partai ini mau majukan kadernya,” ujarnya.
Terkait gencarnya penjaringan calon bupati oleh partai di Kabupaten Nunukan, Mashur memastikan tidak tergiur untuk ikut mendaftar. Hal tersebut menurutnya sebagai penghormatan terhadap kader partai yang telah bersusah payah membesarkan nama partai.
”Saya pernah menjadi wakil presiden Partai PDK zamannya Pak Ryas Rasyid. Saya tahu bagaimana sulitnya membangun sebuah partai. Bagaimana repotnya membuat partai itu bisa punya kursi di DPR. Saya sangat menghargai upaya teman-teman dan keringat teman-teman, jadi saya putuskan semua partai yang kadernya maju saya tidak akan mendaftar,” imbuhnya.
Terkait pasangan calon bupati yang akan mendampinginya, Mashur mengaku akan menggandeng calon wakil bupati dari warga tempatan. Selain itu Mashur juga akan membidik calon wakil bupati dari non muslim. Menurutnya untuk memimpin Kabupaten Nunukan ke depan dibutuhkan pemimpin yang memiliki keseimbangan.
“Saya akan pasangan dengan warga tempatan yang beragama Nasrani. Kita berangkul tangan untuk membangun kota Nunukan. Tuhan menciptakan alam ini berdasarkan keseimbangan. Keseimbangan bisa membawa manfaat kalau dimenej dengan baik,” ujarnya. #dim
====================================================================================================
Irwan – Lewi Malu-malu
Politisi PDIP Lewi dan Partai Demokrat Nunukan Irwan Sabri masih malu-malu untuk maju sebagai calon kandidat Bupati atau Wakil Bupati Nunukan.
Alasan Irwan Sabri, ia masih menunggu adanya rapat internal tim untuk memastikan maju. menjadi calon bupati dalam pilkada Nunukan 2015. Ketua Komisi III DPRD Nunukan ini mengaku belum melakukan koordinasi dengan tim pendukungnya.
“Nanti kita lihat. Kalau dari tim ada dorongan untuk maju. Namanya tim kan maunya kita yang terbaik. Mekanismenya kita dengan tim harus dirapatkan dulu. Maksudnya dari saya dulu, kalau sudah kita rapatkan tim, bagaimana oke kita maju. Saya rapat dulu ketemu dengan tim, kita baru datang belum rapat,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Meski ada dorongan dari tim pendukungnya, Irwan Sabri mengaku masih betah berkantor di DPRD Nunukan. Dirinya mengaku belum genap setahun menjabat sebagai wakil rakyat.
Sementara Ketua DPC PDIP Nunukan Lewi mengaku dilirik Irwan Sabri. Tapi ia tidak bisa memutuskan karena ada partai yang menentukan. Menurut tahapannyta, PDIP melakukan penjaringan dulu sejak 25 Maret lalu.
Untuk persyaratan bakal calon PDIP, Lewi mengatakan tidak ada kriteria khusus. ”Tidak ada syarat khusus, nanti di formulir ada syarat syarat seperti perlengkapan identitas, ijazah dan lain sebagainya. Nantinya akan dilakukan tes oleh DPP, karena rekomendasi yang keluar dari DPP,” imbuhnya.
Lewi mengaku sudah ada beberapa bakal calon yang telah melakukan pendekatan intensif. Namun pihaknya mengaku membuka peluang bagi siapapun untuk ikut penjaringan tersebut.
Disinggung adanya calon internal PDIP yang akan dicalonkan sebagai bakal calon bupati, Lewi mengaku belum ada kepastian. Pihaknya sendiri masih menunggu adanya nama dari internal partai. #dim/le
==//////
=========================================================================================================
PKS Nunukan Tak Lagi Dukung Basri?
Pernyataan Bupati Nunukan Basri bahwa dirinya sudah mendapat dukungan berupa komitmen dari PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Nunukan terbantahkan. Sebab H Muh Nasir S.PI, Anggota DPRD Nunukan yang memegang jabatan Ketua Komisi 2 menyatakan siap maju dalam perhelatan penting 9 Desember 2015 itu.
“Saya maju karena mendapat dukungan sepenuhnya dari masyarakat. Juga didukung oleh DPW dan DPP PKS,” ujar Nasir. PKS Nunukan punya 3 kursi, sehingga untuk bisa mengusung sendiri calonnya harus berkoalisi dengan partai yang menambah 2 kursi lagi.
Nasir mengatakan sering ditanya apakah PKS tidak mendukung Basri maju sebagai Calon Bupati kembali. Namun ia menjawab bahwa PKS tidak perlu lagi membantu Basri karena partainya sendiri, yakni Demokrat punya 7 kursi.
“Memang di periode pertama tahun 2010, Pak Basri menggunakan perahu PKS sebagai partai pengusung,” ujar Nasir.
Nasir meyakinkan kalau PKS tidak lagi mendukung Basri. Bahkan dia sekarang sedang menjalin komunikasi politik dengan PPP dan PDI perjuangan. #Yusuf Palimbongan
=================================================================================================
Danni Didaftarkan Cabup
Ketua DPRD Nunukan Danni Iskandar mengaku tidak tahu jika Pemuda Akar Rumput (Pakar) berupaya mendaftarkan dirinya dalam penjaringan calon bupati dan wakil bupati yang diselenggarakan oleh Partai Keadilan Sejahtera PKS Nunukan.
Namun Danni Iskandar mengaku tidak akan mengecewakan dukungan warga Sungai Bolong dan Pakar. ”Saya berterimakasih kepada Pakar walau tidak menyampaikan kepada saya lebih dulu. Saya ucapkan terimakasih juga kepada warga Sungai Bolong. Kita harus berpikir dulu, ini kan masih lama dan masih terus berubah,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Danni Iskandar mengaku akan mengembalikan kepada pendukungnya jika dirinya memang didorong untuk maju dalam perhelatan Pilbup yang rencananya akan digelar 9 Desember 2015.
“Adapun hal-hal nanti itu tetap saya kembalikan kepada Pakar dan warga Sungai Bolong. Saya tidak akan kecewakan mereka semua. Bagaimana saya nanti bersama mereka, Insyaallah siap berkompetisi,” imbuhnya.
Danni Iskandar mengaku akan menjalin komunikasi dengan seluruh masyarakat dan pendukungnya terkait dorongan untuk maju menjadi calon Bupati Nunukan. “Insyaalah dengan kebersamaan dengan masyarakat, ada komunikasi tidak ada masalah yang penting komunikasi,” ujarnya.
Meski siap maju sebagai calon Bupati Nunukan dalam perhelatan Pilkada 2015, belum dipastikan majunya Danni Iskandar apakah melalui partai ataukah maju sebagai calon dari jalur independen, mengingat Bupati Nunukan Drs Basri memastikan akan maju sebagai Calon Bupati Nunukan melalui partai Demokrat. #dim