SAMARINDA, BERITAKALTIM.COM- Inilah sosok Syarifah Fadhnaa Fierera, Staf Kontrak Dinas Pariwisata Kaltim yang tewas setelah terseret Ombak besar di Pantai Tanjung Bloam Kabupaten Lombok NTB, Kamis (7/5/2015). Kepergiannya untuk selama-lamanya begitu mengejutkan, termasuk kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Prof DR HM Aswin.
Dalam akun facebook, Aswin menceritakan Fadhna Fierera, Almarhumah, sebelum menjadi Staf Kontrak di Dinas Pariwisata adalah sahabat anaknya. “Di rumah kami putri saya biasa memanggilnya Kak Fadhna. Dia seperti anak kami sendiri. Segala sesuatu selalu bicara dengan Ibunya di rumah,” cerita Aswin.
“Ketika Pak Rozali, Kabid UJS waktu itu mencari staf, saya menyuruh hubungi Bu Yuyun waktu itu di Protokol untuk menanyakan apakah Fadhna bersedia karena saya melihat kemampuannya. Alhamdulillah memang tidak salah, yang bersangkutan sangat membantu Bidang UJS. Dialah yang mendokumentasikan tata cara penilaian
Sertifikasi Hotel dan membantu urusan keuangan Bidang UJS sampai di bawah Kabid Pak Anthony Rahman saat ini,” cerita Aswin lagi.
“Kami semua kehilangan Fadhnaa Feirera Edrus, kami turut berduka yang dalam pak Fikry Edrus dan seluruh keluarga. Allahumagfirlaha waafihi waafuanha waakrim
nuzulaha Insya Allah Tuhan memberikan Syurga untuk anak kami Fadhnaa”.
Jumat (8/5/2015) sore jasad Fadhna tiba di rumah duka. Kedatangan jasad anak pertama Fikry Aledrus disambut isak tangis keluarga korban yang sudah menunggu sejak siang hari. Bahkan beberapa diantaranya sempat histeris lantaran tidak menduga korban mengalami nasib seperti itu.
Anwar Barrakbah, paman korban menyebut keberadaan korban di NTB itu rencananya untuk mendaki Gunung Rinjani. Acara mendaki seperti ini sudah sering dilakukan
korban semasa hidupnya karena hobinya seperti itu. Hanya saja, sebelum kegiatan mendaki dilakukan, Kamis (7/5/2015) pagi, sekitar pukul 10.00 wita korban
bersama tiga rekannya menuju pantai untuk berfoto bersama.
Tanpa diduga tiba-tiba ombak besar menerjang keempatnya, membuat seluruh korban terseret ombak dan tenggelam. Dalam peristiwa itu, korban berhasil ditemukan tak jauh dari lokasi kejadian sudah dalam kondisi tidak bernyawa.
“Saat musibah terjadi, baju korban tersangkut batu karang dan kepala korban membentur batu hingga menyebabkan korban meninggal seketika,” terang Anwar
Barrakbah di rumah duka Jalan Gatot Subroto, Gang 12 Samarinda Utara.
Kedukaan juga dirasakan Ziah sepupu korban yang tidak menduga musibah tragis ini menimpa korban. Terlebih sebelumnya tidak ada tanda maupun firasat korban
bakal mengalami musibah. “Tidak ada firasat apapun, karenanya begitu dikabari korban meninggal saya shok dan kaget,” aku Ziah pada beritakaltim.com.
Rasa kehilangan terberat tentu dirasakan ibunda korban. Bahkan sesaat sebelum korban dibawa ke tempat peristirahatan terakhirnya di pemakaman umum Jalan
Damanhuri, Sang ibunda nyaris pingsan lantaran tak kuasa menahan duka mendalam yang dirasakan. Dalam doa terakhirnya sang bunda berharap bisa dipertemukan
lagi dengan anaknya di akhirat kelak.
“Selamat jalan anakku tercinta, tunggulah bunda di akhirat insya allah kita akan dipertemukan, selamat jalan anakku,” itulah kalimat yang
sempat terekam dari ibunda korban. #Ahz