BeritaKaltim.Co

Biaya Hidup Sekarang Lebih Berat

IR. H. GUNAWARMAN, M.ApSAMARINDA,BERITAKALTIM.COM – Anggota DPRD Kaltim Gunawarman menilai data dari Badan Pusat Statistis (BPS) Kalimantan Timur terkait pertumbungan ekonomi, masih kurang cermat jika dibandingkan fakta dilapangan.
“Data BPS Kaltim menyebutkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan 1/2015 mengalami kontraksi minus 1,32 persen jika dibandingkan dengan triwulan 1/2014 dan minus 4,42 persen jika dibanding triwulan IV/2014, fraksi PKS mengingatkan kita semua untuk mewaspadai dan mencermati hal ini,” kata Gunawarman disela-sela Rapat Paripurna DPRD Kaltim, belum lama ini.
Menurutnya, semua pihak tidak boleh lagi menganggap data ini wajar-wajar saja, karena kenyataannya, hidup sehari-hari sekarang ini jauh lebih sulit jika dibandingkan sekedar angka-angka pertumbuhan ekonomi minus yang diungkap BPS Kaltim tersebut.
“Jika hari ini kita ketemu dengan 25 orang, maka kalau ditanya mereka akan menjawab dengan jujur bahwa hidup sekarang jauh lebih susah dibanding hidup kemarin,” tutur Gunawarman.
Pria yang akrab disapa Gun tersebut menuturkan tidak sekedar data yang diungkap BPS Kaltim, kelesuan ekonomi Kaltim dipengaruhi penurunan kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang mengalami koreksi negatif 2,03 persen, diikuti kinerja industri pengolahan yang terkoreksi negatif 9,38 persen.
Tetapi ini juga menyangkut nasib rakyat kebanyakan yang dianggap dengan melambung harga-harga kebutuhan pokok akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, dampak kenaikan harga elpiji 12 kilogram, penghasilan mereka sebagai pekerja yang tidak naik dan menyebabkan daya beli mereka menurun, akibatnya membawa efek berantai.
Lesu satu, lemas semua.
Sedangkan lapangan pertanian yang tumbuh positif sebesar 4,84 persen belum mampu mendorong pergerakan disektor rill, apalagi panen gabah kering giling petani Kaltim masih berbenturan dengan harga beli rendah para tengkulak.
“Dewan khususnya fraksi PKS mendesak pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota untuk tidak berdiam diri mengetahui kesulitan-kesulitan dan kesusahan rakyat akibat kelesuan ekonomi tersebut.
Pasalnya, ratusan ribu lainnya mulai berurai air mata karena menghadapi kondisi yang pahit.
Mereka memerlukan kehadiran pemerintah untuk membantu.
Mereka butuh sentuhan dan uluran tangan negara.
Lewat program apapun itu,” jelas Gunawarman. (adv/bar/dhi)

Leave A Reply

Your email address will not be published.