TANJUNG REDEB, BERITAKALTIM.COM- upaya sosialiasasi program rehabilitasi dan rekontruksi pasca bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Timur terus ditingkatkan di seluruh daerah se-Kaltim.
Pada kegiatan yang berlangsung di Kabupaten Berau, Senin (25/05/2015), seratusan peserta dari berbagai macam instansi terlihat cukup antusias mengikuti kegiatan. Hanya saja, saat pelaksanaan keberadaan bupati maupun wakil bupati hanya diwakilkan pada asistennya. Bahkan BPBD Kabupaten Berau ini tercatat sebagai satu-satunya daerah di Kaltim yang dipimpin pejabat eselon III. Padahal untuk memudahkan koordinasi, BPBD harus dipimpin pejabat setingkat Eselon II.
“Ini yang harus disadari dan dipahami hingga kini BPBD Berau masih dipimpin pejabat setingkat eselon III. Dampaknya, lembaga ini sedikit kesulitan untuk berkoordinasi dengan pejabat lainnya saat terjadi musibah,” sindir Wahyu Widhi Heranata, Kepala Pelaksana BPBD Kaltim yang biasa disapa Didit.
Menurut Didit, bencana merupakan hal yang paling ditakuti setiap orang, akan tetapi bencana bisa diminimalisir dengan meningkatkan kesadaran setiap orang tentang kebencanaan. Salah satu upaya yang harus dilakukan yakni dengan seringnya menggelar sosialisasi ke warga masyarakat atau lingkup pemerintahan setempat.
“Sesuatu peristiwa bisa disebut bencana jika hidup dan penghidupan masyarakat setempat terganggu dan bencana itu bisa berupa apa saja. Misal, wabah penyakit, tanah longsor, banjir, gempa bumi dan lain sebagainya,” tambah Didit.
Kaitannya dengan kegiatan yang dilangsungkan di ruang pertemuan kantor dinas perkebunan ini Didit menegaskan, sosialisasi semacam ini sangat dibutuhkan terutama untuk memberikan pengetahuan pada setiap pegawai atau pejabat di lingkungan pemerintah kabupaten Berau saat bencana terjadi. Setidaknya, dari sosialisasi semacam ini setiap orang mampu menolong dan menyelamatkann diri sendiri saat terjadi bencana.
Sedangkan untuk para pegawai dan pejabatnya mampu mengatasi keresahan dan mengembalikan kondisi psikis warga pasca terjadi bencana. Dibagian akhir Didit menilai untuk menimalisir timbulnya bencana diharapkan, di Kabupaten Berau tercipta forum warga peduli bencana serta forum wartawan peduli bencana (wapena) seperti sudah dilakukan BPBD Kaltim. Dengan forum-forum ini minimal setiap kejadian bisa dengan cepat tertanggulangi dan para korban secepatnya mendapatkan bantuan.
“Saya berharap kedepan diberau ini tercipta forum warga peduli bencana dan forum wartawan peduli bencana atau wapena. Keberadaan kedua forum ini sangat penting minimal mampu menjadi jembatan untuk penyebaran informasi dan mempercepat para korban mendapatkan bantuan,” pungkasnya. *Ahz