NUNUKAN, BERITAKALTIM.com– Usai menggelar silaturahmi dengan pemerintah kabupaten (Pemkab) Nunukan, Kamis (29/5/2015), Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Triyono Budi Sasongko, mengisi Kuliah Tamu di PDD – Politeknik Negeri, Kabupaten Nunukan, Kaltara.
Dalam kesempatan tersebut dia menyampaikan apresiasinya dapat bertemu dengan mahasiswa Poltek Nunukan. Diapun mengajak kaum muda untuk bekerja keras dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya kaum muda dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Perubahan pertama, dengan intelektual. Artinya harus ada persiapan agar penguatan Sumber Daya Manusia yang profesional. “Suka tidak suka , masyarakat harus mampu menghadapinya,” tegasnya.
Perubahan kedua adalah agenda manajerial. Mampu berkolaborasi dalam kebersamaan dalam menghadapi perubahan zaman. Mendayagunakan sistem dan jejaring yang ada.
Agenda ketiga, perilaku, etika dan moralitas yang menjadi persoalan. Banyak orang yang memiliki intelektual namun tidak memiliki etika. Ketiga hal tersebut harus dimiliki agar mendapatkan perubahan drastis. Utamanya adalah ketersediaan tenaga kerja ahli. Dia berharap MEA nanti ada transfer tenaga kerja antar negara di ASEAN.
“Bagaimana kita mampu memanfaatkan lingkungan untuk mengantarkan masyarakat agar sejahtera. Saya pikir ini adalah tugas penting kita agar masyarakat siap menghadapinya,” ucap Triyono.
Menurutnya, keunggulan Kaltara adalah membangun sistem pemerintahan baru. Dan ini menjadi peluang untuk menghadapi MEA. Walaupun dua tahun, dia melihat strukutrunya sudah cukup bagus dan ramping dalam dua tahun berjalan.
Terkait dengan diperolehnya predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPKP, menurut Triyono, belum ada daerah otonomi baru (DOB) yang mendapatkan predikat tersebut. Dan ini adalah prestasi yang cukup baik yang harus dipertahankan, bahkan patut untuk dikembangkan.
Selain itu, dia melihat potensi Kaltara memang luar biasa. Jika potensi tersebut dapat dikelola dengan baik, maka akan membantu perkembangan Kaltara agar memiliki masa depan yang cemerlang. Dan ini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luar.
Karena itu, SDM lokal harus dibangun sebagai dasar yang harus ditanam agar SDM-nya dapat menjadi tuan rumah di tanahnya sendiri. Jangan sampai masyarakat lokal hanya menjadi penonton.
Diakuinya, batas negara Indonesia masih ada permasalahan yang belum terselesaikan alias tersengketakan. Di Kaltara sendiri ada 5 daerah yang disengketakan. Ini merupakan tanggung jawab pemerintah pusat agar segera diselesaikan. Dengan kepastian hukum, agar masyarakat tidak ragu-ragu dalam mengelola sumber daya alam yang ada.
Ia juga menekankan pentingnya pengamanan, agar kawasan perbatasan tidak dijadikan ajang illegal, baik lintas barang maupun orang. Pemerintah pusat harus mengupayakan agar keamanan perbatasan dapat aman. #adver
Comments are closed.