SAMARINDA, BERITAKALTIM.com – Situasi “panas” jelang Pilkada juga terjadi di Kota Bontang. Menariknya yang justru kini saling bersaing adalah kader-kader di internal Partai Golkar sendiri. Harus diakui, hingga saat ini memang masih kader-kader Golkar mendominasi popularitas dan elektabilitas dalam Pilkada atau Pemilihan Walikota (Pilwali) Bontang 2015.
Mereka adalah Neni Moerniaeni, mantan ketua ketua DPRD Bontang kini anggota DPR-RI, Adi Dharma mantan Wakil Ketua DPD Golkar Kaltim kini Walikota Bontang dan Andi Harun, ketua Fraksi Golkar DPRD Kaltim dan kini ketua DPD II Golkar Bontang.
Memanasnya situasi dikarenakan Neni yang rupanya tak menganggap Golkar sebagai jalur dia untuk maju. Isteri mantan Walikota Bontang dua periode Andi Sofyan Hasdam itu mengaku, mempersiapkan jalur independen, guna menyaingi calon-calon yang akan didukung oleh Golkar nantinya.
Sikap Neni itu kemudian mengundang pertanyaan Andi Harun yang tak lain ketua DPD II Golkar Bontang. Dia menyebut, Neni tak memiliki etika dengan Golkar yang selama ini telah membesarkannya. Dan apalagi jika nanti Golkar mengusung calon lain, sementara Neni tak mendukungnya.
“Saya harapkan Neni menghormati mekanisme partai lah. Jangan main sendiri. Ya kita akui sewaktu Pemilu kemarin, dia menang, tapi kan ini Pilkada, ini
Pilwali, yang segala kemungkinannya bisa saja terjadi,” kata anggota Komisi III DPRD Kaltim ini.
Dia justru sangat menghargai sikap Adi Darma yang tetap mengikuti prosedur partai, dengan mendaftar atau melamar Golkar ketika proses penjaringan beberapa
waktu lalu dibuka.
“Saya salut dengan Pak Adi Darma, bahwa nanti siapapun yang akan diusung Golkar, itu sudah berbicara lain. Tapi kan kalau belum apa-apa kita sudah sepertinya
tidak menghormati partai, itu sudah namanya tidak memiliki etika. Sekali lagi saya meminta kepada Neni, hormati lah partaimu yang telah membesarkanmu,”
tandasnya. #zay
hmmmm…. ada yang mulai lapar..