BONTANG, BERITAKALTIM.com – Keterlibatan mantan walikota Bontang, Sofyan Hasdam sebagai penasihat Neni Moerniaeni mulai terlihat. Pasca mundurnya Joni Muslim sebagai bakal calon wakil walikota, Sofyan mulai melakukan lobi politik. Teranyar, Partai Hanura dikabarkan mulai merapat ke kubu Neni. Ketua DPC Hanura Bontang Basri Rase diprediksi mengambil tempat yang sebelumnya diisi Joni Muslim.
Pemilihan Hanura sebagai pelabuhan Neni bukan tanpa sebab. Saat ini, Hanura adalah satu-satunya partai yang masih membuka pendaftaran bakal calon walikota.
Kalau kesepakatan awal yang kabarnya sedang dibangun antara Neni dan DPP Hanura terjalin, dalam waktu dekat Neni akan datang mengambil formulir pendaftaran di Hanura.
Ketua DPD Hanura Kaltim Herwan Susanto membenarkan bahwa ada komunikasi tertentu dengan Neni Moerniaeni. Herwan menuturkan, sejak beberapa pekan ini, dirinya sedang intens membangun komunikasi dengan Neni. Herwan tak menampik bila ada kemungkinan kadernya akan bersanding dengan Neni. Tetapi, politik adalah sesuatu yang sulit ditebak. Semua bisa terjadi. Kemungkinan terbuka lebar, tetapi bergantung kondisi.
“Kami sedang intens berkomunikasi dengan Neni. Peluang bersama di Pilkada Bontang terbuka lebar,” ungkapnya.
Herwan menegaskan, Hanura tak mungkin merestui kadernya untuk berpasangan dengan Neni bila jalur yang digunakan adalah perseorangan. Syarat dari Hanura
adalah, Neni mendapatkan perahu Hanura, tetapi harus membawa tambahan dua kursi untuk syarat mengusung pasangan. Saat ini, Hanura memiliki tiga kursi di
parlemen.
“Yang jelas, Hanura tidak akan mengusung Neni dan Basri melalui jalur independen. Kami akan terus berkonsolidasi dengan partai lain agar bisa berkoalisi,”
ujarnya.
Lagi-lagi, keterlibatan Sofyan Hasdam terlihat dalam proses perekrutan partai pendamping Hanura. Demokrat disebut-sebut akan merapat dalam koalisi. Herwan
membenarkan kedekatan partai berlambang bintang mercy itu. Tetapi semua masih dalam proses penjajakan. Masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi sebelum kesepakatan tercapai.
“Kita lihat saja. Minggu depan, agendanya Neni akan mendaftar ke penjaringan bakal calon walikota Hanura,” tuturnya.
Manuver Neni ke Hanura sebenarnya cukup mengejutkan. Sebab, ketika pengumuman mundurnya Joni sebagai pendamping Neni, Sofyan pernah berucap bahwa istrinya berpeluang untuk digaet Golkar. Islah yang terjadi di DPP Golkar membuat peluang mantan Ketua DPRD Bontang itu terbuka kembali untuk menggunakan perahu beringin – julukan Golkar. Namun, dalam perjalanannya, Sofyan justru menggunakan pernyataannya itu sebagai pengalih untuk menggaet partai lain. #fs