TANJUNG REDEB, BERITAKALTIM.COM- Harga batu bara yang belum membaik dengan prediksi tingkat pertumbuhan ekonomi global hanya sebesar 3,6 persen pada 2015, menjadi tantangan bagi pelaku industri batu bara seperti PT Berau Coal Energi Tbk (BRAU) ini. Apalagi disaat pertumbuhan eonomi Cina dan India belum stabil, karena kedua negara ini merupakan pasar batu bara terbesar Indonesia.
“Agar terus bertahan secara bisnis, PT Berau Coal menjalankan pengelolaan secara marjin penjualan, pengendalian biaya produksi, peningkatan efisiensi operasional dan
terus fokus pada penjualan batu bara ke berbagai prospek pembeli,” kata Arif Hadianto, External Communication Section Head PT Berau Coal .
Keberadaan Berau coal selain memberikan pemasukan langsung berupa royalti dan pajak, juga telah membuka kesempatan bekerja bagi 11.573 pekerja PT Berau Coal dan kontraktornya.
“Untuk tahun ini, PT Berau Coal telah mampu melampaui target produksi sebesar 24,2 juta metrik ton, dan tahun ini pula diajukan target produksi sebesar 26,5 juta
metrik ton kepada pemerintah, naik sebesar 7,5 persen dari penjualan tahun lalu,” paparnya.
Untuk pencapaian produksi tahun ini, PT Berau Coal tetap mengutamakan kewajibannya dalam pengelolaan lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja serta menjalankan komitmen pemberdayaan masyarakat.
Dijelaskan, bahwa pada tahun lalu, perusahaan telah memenuhi kebutuhan batu bara dalam negeri dengan menjual produknya ke perusahaan dalam negeri sebanyak 14,05
persen dari total penjualan. Sedangkan untuk pasar luar negeri perusahaan menjual batubaranya ke Cina 42,27 persen, India 16,98 persen, dan Taiwan 13,47 persen dari total jumlah penjualan perusahaan.
Khusus untuk jenis produk Sungkai menjadi produk paling banyak terjual sepanjang 2014 sebanyak 49,7 persen dari total penjualan. Disusul pula dengan produk agathis
37,4 persen , Sungkai MS (Medium sulfur) 5,08 persen dan Sungkai HS (high sulfur) 3,82 persen dari total jumlah penjualan perusahaan.
Dan sepanjang 2014 lalu Berau Coal mendapatkan penghargaan program peringkat pengelolaan lingkungan hidup (PROFER) dari Pemerintah Kaltim katagori emas untuk tambang
Lati serta katagori hijau untuk tambang Sambarata dan Binungan.
Sedangkan dari Pemerintah Pusat, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan penghargaan berupa predikat Aditama untuk kinerja pengelolaan lingkungan
dan predikat utama untuk keselamatan pertambangan mineral dan batubara. #Hel