SAMARINDA, BERITAKALTIM.com – Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri yang sangat penting didalam dunia industri, ini disebabkan kemampuannya dalam menghasilkan minyak nabati tinggi yang dibutuhkan berbagai sektor industri tidak hanya ditanah air tetapi dunia. Fakta menunjukkan perkebunan kelapa sawit di Indonesia merupakan yang terluas di dunia, dan Provinsi Kalimantan Timur adalah salah satu daerah penyuplai kebutuhan minyak kelapa sawit terbesar.
Anggota DPRD Kaltim Ahmad mengatakan kendati sebagai salah satu daerah pengekspor utama kontribusi yang masuk kedaerah masih jauh dari yang diharapkan, terlebih kebijakan pemerintah pusat terhadap bagi hasil dari industri ini dinilai daerah kurang adil.
“Sejauh ini Kaltim hanya berkontribusi melalui perkebunan sawit yang luas saja kemudian setelah menjadi bentuk crude palm oil (CPO) lalu diekspor. Keterlibatan masyarakat hanya pada kebun baik dengan pola kerjasama dengan perusahaan maupun secara mandiri. Sedangkan hasilnya banyak dinikmati oleh pihak luar,”kata Ahmad.
Menurutnya, pola semacam ini membuat tingkat perekonomian masyarakat akan sulit berkembang. Oleh sebab itu dibutuhkan perubahan dengan melakukan membentuk industri yang mulai pembuatannya hingga pemasaran dari daerah.
Pemerintah kata Ahmad sebagaimana yang disampaikan oleh gubernur pada acara Rembuk Rakyat II beberapa waktu lalu ke depan akan mengembangkan potensi CPO dengan cara tidak lagi memasarkan berbentuk mentah melainkan berbentuk barang jadi.
Dicontohkannya, banyak produk jadi yang berbahan dasar CPO seperti sabun, kosmetik hingga minyak goreng. Semua produk jadi tersebut dibutuhkan oleh semua masyarakat artinya, potensi pasar cukup terbuka lebar.
“Seperti sabun, kosmetik dan minyak goreng saja itu dipergunakan dalam keseharian masyarakat dan menjadi sebuh kebutuhan. Banyangkan keuntungan yang bisa didapat kalau Kaltim mampu membuat lebel melalui produk olahan sendiri,”ujar Ahmad.
Politikus asal Golkar ini menambahkan jika pemerintah serius terhadap hal ini maka harus dipersiapkan dari tahun ini mulai dari anggaran sampai program-program yang melibatkan banyak pihak, salah satunya adalah dengan mempersiapkan SDM yang berkualitas melalui kerjasama dengan perguruna tinggi yang ada di Kaltim.
“Pemerintah kabupaten/kota pasti akan mendukung langkah ini karena bagaimanapun tujuannya adalah kesejahteraan masyarakat, disamping akan meningkatkan pendapatan daerah sehingga dapat menunjang pembangunan disektor lain,” ungkap Ahmad.
Kendati demikian bukan berarti menyetop CPO keluar daerah, karena itu akan menimbulkan efek ekonomi yang kurang efektif sebab tidak sedikit masyarakat yang berkerja sebagai buruh sawit, di samping itu daerah tidak akan mampu menampung seluruh hasil produksi sawit. (adv/bar/oke)