SAMARINDA, BERITAKALTIM.com – Indonesia mesti menyiapkan diri untuk menghadapi perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 atau ASEAN Economic Community. Terutama bagi daerah-daerah yang memiliki potensi dari hasil alam seperti Kalimantan Timur.
Salah satu cara adalah dengan menggiatkan industri yang menghasilkan produk yang spesifik dan memanfaatkan bahan lokal.
Anggota DPRD Kaltim Muspandi menilai bahwa apa yang telah menjadi kesepakatan negara-negara ASEAN mengenai perdagangan bebas merupakan konsekuensi yang harus dihadapi. Seperti diketahui bersama bahwa kita harus siap menghadapi MEA yang akan dimulai pada akhir 2015. Kesepakatan ini akan semakin memungkinkan perdagangan antar negara ASEAN dapat berkembang, karena biaya transportasi yang bebas pajak dan juga menurunnya biaya telekomunikasi.
Kondisi tersebut tentunya akan sangat berimbas kepada perdagangan di Kaltim.
Sehingga secara langsung perdagangan Kaltim tidak hanya akan menghadapi persaingan produk, namun juga persaingan sumber daya manusia.
“Dari segi positifnya persaingan di sektor usaha tidak bisa ditawar lagi. Pertama, secara nasional pertumbuhan ekonomi sudah 6 – 6,5%.Kedua, potensi produk di setiap daerah harus dikuatkan. Industri yang membuat produk yang sesuai karakteristik daerah dan potensi lokal yang ada di daerah tersebut mau tidak mau harus siap menghadapi perdagangan bebas tersebut. Karena bagaimanapun itu sudah sesuai kesepakatan bersama,“ katanya.
Lebih lanjut pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur sepanjang 2013 hingga 2014 masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Ini artinya bahwa ada yang kurang maksimal dari sektor ekonomi tersebut.
“Harus ada keseriusan pemerintah, dunia usaha, swasta, dan masyarakat untuk gotong royong menghadapi ini. Karena kenyataannya selama ini, produk jenis apapun itu, sudah dibanjiri dari negara lain, terutama China, kita harus mengantisipasi,“ tambahnya.
Politikus muda PAN tersebut juga mengingatkan bahwa industri kecil dan menengah di Kaltim untuk semakin kreatif dan memanfaatkan bahan baku lokal. Peran pemerintah juga sangat diharapkan dalam mengantisipasi perdagangan bebas nantinya.
“Pemerintah harus memberikan banyak ruang kepada pengusaha lokal. Tentunya dalam bentuk permodalan, perizinan dan keterampilan yang lebih agar sumber daya manusia (SDM) kita siap untuk bersaing menghadapi perdangan bebas nantinya,“ tegasnya.
Ia juga mengatakan SDM di Kaltim memang sangat perlu program pelatihan yang lebih kuat. Salah satu sisi positif MEA adalah meningkatnya lapangan kerja, namun akan banyaknya pekerja asing yang masuk ke Indonesia jelas akan memperketat persaingan SDM.
“Kuncinya adalah motivasi, karena terkadang SDM yang ada inginnya instan. Padahal perlu proses pelatihan dan bimbingan yang panjang. Pemerintah perlu merumuskan visi untuk pelatihan, dan dunia usaha juga perlu memberi bimbingan,“ katanya. (adv/yud/oke)
Teks foto: Muspandi
Comments are closed.