BeritaKaltim.Co

Disperindagkop Kaltara Temukan Kenaikan Harga, Tapi Normal

bulungan disperindagkopTANJUNG SELOR, BERITAKALTIM.com- Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop-UMKM) menggelar pengawasan peredaran barang dan jasa di Pasar Induk, Rabu (17/6/2015).

Kabid Perdagangan Disperindagkop-UMKM, Rita Rosana saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan, kegiatan tersebut sengaja dilakukan untuk memantau peredaran barang yang akan dijual pada saat bulan Ramadhan. Selain itu, juga untuk mengetahui fluktuasi harga bahan pokok.

“Salah satu kegiatannya adalah turun ke pasar melakukan pengecekan langsung kepada pedagang,” kata Rita.

Di samping itu, kata Rita, pihaknya juga melihat ketersediaan stok Sembako pada saat menyambut Ramadhan. Pihaknya mengakui, terus memantau perkembangan harga sembako yang beredar di pasar. Berdasarkan hasil pantauan Disperindagkop, belum ada kenaikan yang cukup signifikan sehingga dapat meresahkan masyarakat khususnya konsumen.

“Kenaikan dan penurunan selalu ada, tetapi tidak berdampak sistemik di masyarakat. Kalau kenaikan, agen sendiri sudah melaporkannya ke kami,” ungkapnya.

Untuk pengawasan yang lain, kami juga mengkoordinir kelayakan barang yang dijual ke konsumen. Disperindagkop – UMKM Kaltara, dalam hal ini yang menjadi koordinator instansi yang dipimpin langsung oleh Kab/Kota.

“Ini untuk perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum. Kami tetap mendampingi mereka (Disperindagkop-UMKM Kab/Kota) dalam kegiatan ini,” tambah Rita.

Sedangkan untuk wilayah lainnya seperti Tarakan, sedang melakukan hal yang sama. Dan memang, kegiatan tersebut rutin dilakukan oleh masing-masing dan akan terus dipantau perkembangannya.

“Tarakan, Nunukan dan Malinau sudah melakukannya secara rutin,” lanjutnya.

Berdasarkan laporan yang ada, sembako yang naik adalah gula merah, bawang merah. Menurutnya, penyebab kenaikannya karena wilayah Kaltara tidak memproduksi sembako tersebut. “Itu kan barang dari luar yang dikirim kesini. Bahkan dari media nasional pun sudah di informasikan harganya telah naik,” bebernya.

Jika diprosentasekan, kenaikan gula merah sebesar 7,14 persen, kenaikan ini dipicu stok yang kurang dari penyuplai barang. Untuk kenaikan bawang merah sebesar 11,11 persen dan ini disebabkan oleh harga yang dari agen sudah mengalami kenaikan, sehingga menyebabkan pedagang di pasar pun menaikkan harga.

Selain itu, hampir merata keluhan tiap konsumen adalah kenaikan harga. Namun sekali lagi dia menegaskan, kenaikan tersebut tidak berdampak besar bagi masyarakat, lantaran harga yang ditetapkan menyesuaikan dengan mekanisme pasar.

“Kenaikan tidak terlalu tinggi, paling hanya berkisar Rp 2 – 5 ribu,” sebutnya.

Sedangkan untuk kacang hijau mengalami penurunan harga sebesar Rp 6 ribu atau sebesar 21,43 persen dari harga sebelumnya. Selain kacang hijau, harga ketela pohon pun turun sebesar Rp 3 ribu atau 37,50 persen dari harga normal.
Kendati begitu, pihaknya tetap melakukan pantauan agar tidak terjadi lonjakan kenaikan yang tinggi. Namun, lanjut Rita, apabila terjadi lonjakan yang cukup tinggi pihaknya akan melakukan operasi pasar murah untuk mengantisipasi terjadinya keluhan masyarakat.

“Akan kita lakukan operasi pasar, agar masyarakat tidak resah apabila sewaktu-waktu terjadi lonjakan harga yang tinggi. Namun, untuk saat ini kami akan terus memantau perkembangannya,” tuntas Rita. #hmsprov

Comments are closed.