SAMARINDA, BERITAKALTIM.com -Beragam imbauan telah dikeluarkan akan waspada bahaya kebakaran yang mengancam di bulan Ramadhan ini. Intensitas aktivitas memasak untuk berbuka dan sahur di tiap rumah tangga dipastikan meningkat, terlebih disaat untuk merayakan lebaran.
“Tapi namanya musibah, kita tidak bisa menghindarinya. Tapi kita juga menomorsatukan waspada agar musibah tidak terjadi. Ketika musibah itu datang, kita harus sabar, tawakkal terhadap ujian dari Allah, terlebih di bulan suci ini.
Jangan kita berburuk sangka dengan Allah, Insha Allah ada rencana yang baik dari musibah ini, yang penting kita jangan patah semangat dan terus tawakkal, ikhtiar dan berusaha,” ucap wali kota Samarinda Syaharie Jaang ketika menyerahkan paket bantuan kebakaran dari Pemerintah Kota melalui Dinas Kessos dan bantuan pribadinya.
Seperti diketahui, di awal Ramadan, tepatnya, Sabtu (20/6) ketika hendak berbuka puasa, kebakaran terjadi Jl AM Sangaji Gg 23 RT 13 dan 25 RT 14 kelurahan Bandara, kecamatan Sungai Pinang. Tercatat 15 Kepala Keluarga, 64 jiwa kehilangan tempat tinggalnya.
Jaang mengutarakan dalam berbagai kesempatan, kerap mengimbau warga agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman kebakaran.
“Puasa ini aktivitas memasak bukan turun, tapi malah naik. Sehingga kondisi ini sangat rentan menyebabkan terjadi kebakaran.
Seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya, banyak musibah kebakaran terjadi saat Ramadhan sehingga kami mengimbau warga agar tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran,” ujar Jaang
Selain kepada jajarannya baik kecamatan, kelurahan, termasuk RT dimintanya untuk tak bosan mengimbau waspada kebakaran.
“Kalau perlu di masjid masjid, juga bisa mengimbau menjelang waktu berbuka bisa diimbau agar tidak lalai dengan kompor, begitu juga seusai tarawih kembali diingatkan. Insha Allah kalau ramai-ramai kita ingatkan, akan semakin memperkecil musibah kebakaran,” imbuhnya.
Kalau perlunya, lanjutnya ditambah pula imbauan waspada terhadap pencurian.
“Sebelum tidur, pintu rumah dikunci dobel, jendela juga. Begitu juga keluar rumah, apakah mau jalan atau ke masjid untuk tarawih,” pesannya.
Kembali ke waspada kebakaran, kata Jaang yang didampingi Kepala Dinas Kessos Suryawan Atmadja, tidak hanya aktivitas masak memasak, penggunaan alat-alat elektronik rumah tangga juga memiliki resiko terhadap kebakaran.
“Perhatikan juga kabel-kabel dan instalasinya. Jangan juga sudah pakai T, ditambah lagi T. Ini juga menyebabkan konsleting. Kalau PLN padam, hati pakai pengganti penerangan dari lilin atau obor,” pesan Jaang dibenarkan Camat Sungai Pinang M Fahmi dan Kabag Humas dan Protokol Masrullah.
Selama ini kata dia, banyak peristiwa kebakaran yang terjadi di Kota Samarinda disebabkan oleh hubungan pendek arus listrik. Pemicu kebakaran oleh hubungan pendek arus listrik itu lanjut Syaharie Jaang akibat minimnya kesadaran masyarakat terhadap instalasi listrik.
“Selama ini, banyak masyarakat yang mengabaikan instalasi listrik dengan melakukan penyambungan diluar prosedur dan standar dari PLN. Kondisi inilah yang rentan menimbulkan kebakaran dan kita tahu bersama, banyak kasus kebakaran yang disebabkan oleh hubungan pendek arus listrik akibat prilaku sebagian masyarakat yang melakukan penyambungan listrik ilegal,” katanya.
“Jadi, kami meminta masyarakat agar lebih memperhatikan sambungan kabel listrik. Jika kabel sudah tidak memungkinkan lagi digunakan sebaiknya segera diganti dan pemasangan instalasi sambungan listrik harus dilakukan oleh tenaga yang memiliki keahlian atau pihak PLN. Sebaiknya, secara berkala periksa kabel dan jika kondisinya sudah rusak sebaknya segera diganti,” ungkap Syaharie Jaang dibenarkan Lurah Bandara Eka Setyawan.(hms2)
Comments are closed.