BeritaKaltim.Co

Haereumuddin: Masyarakat Kaltara Harus Siap Hadapi MEA

HAERUMUDDIN KADISPERINDAGKOP KALTARATANJUNG SELOR, BERITAKALTIM.com – Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop-UMKM) Kalimantan Utara Haerumuddin mengatakan saat ini pemerintah provinsi Kaltara lebih memperkuat pembangunan infrastruktur untuk hadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Dikatakan, selain infrastruktur, Kaltara juga tak henti-hentinya memberikan berbagai pelatihan industri guna meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

Masyarakat Kaltara dituntut agar siap menghadapi MEA dengan terus mengembangkan bakatnya mengolah sumberdaya alam yang ada. Haerumuddin menuturkan untuk sumberdaya alam di Kaltara cukup melimpah.

Di Malinau misalnya, Haerumuddin menyebutkan potensi bahan baku berupa rotan tak perlu diragukan lagi. Pemprov bahkan mendukung penuh untuk pengembangan kerajinan rotan di daerah tersebut.

“Tidak hanya kita tingkatkan infrastruktur, kita juga tingkatkan daya saing,” kata Haerumuddin, Senin (22/6/2015). Di Kaltara sendiri kata Haerumuddin industri kecil terus meningkat dan berkembang pesat. Ia menyebutkan sekira 300-an lebih industri mulai berjalan termasuk industri rotan di Malinau tersebut.

“Untuk hasil olahan rotan, sementara ini kita fokuskan di Malinau, tetapi sebagian juga ada di Krayan dan Nunukan, karena mereka sangat terampil membuat anjat, tas dan dompet,” ucapnya.

Tak hanya itu, di Kabupaten Tana Tidung (KTT) meski terbilang kabupaten termuda, namun potensi di wilayah ini pun cukup besar dan tak berbeda dari Malinau. Pelaku usaha di KTT juga banyak bergerak di kerajinan tangan serta indutri dari hasil laut.

Dalam keterlibatan MEA, industri kecil juga dituntut untuk menonjolkan kualitas barang atau komoditas yang ditawarkan. Produk-produk yang dijual harus memiliki kualitas jauh dari yang biasa.

“Hanya saja untuk makanan jadi, kita masih lemah di pengemasan, untuk itu kita dorong setiap daerah supaya menginventarisir pelaku usaha tersebut yang kemudian untuk dibina secara intens,” paparnya.

Kepada pelaku usaha untuk produk makanan ditekankan agar memperhatikan masa kedaluarsa tentu dengan pertimbangan kesehatan yakni dengan tidak menggunakan bahan pengawet yang berbahaya dan juga pewarna selain untuk makanan.

Meski pengemasan produk masih kurang, di Kaltara sendiri kini telah memiliki rumah kemasan yang ada di Tarakan. Rumah kemasan, kata Haerumuddin, saat ini telah dimaksimalkan fungsinya. Bahkan diakuinya untuk di Tanjung Selor sendiri juga telah berdiri PLUT (Pusat Latihan Usaha Terpadu).

“Kita libatkan pengusaha-pengusaha kecil dan juga koperasi. Disini (PLUT) kita pantau pelaku industri lalu kita evaluasi,” jelasnya. #hmsprov

 

Comments are closed.