TANJUNG SELOR, BERITAKALTIM.com- Permasalahan kabut asap yang menjadi isu umum di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) terus menjadi perhatian Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BLH Kaltara). Upaya pencegahan dan penanggulangan dilakukan secara maksimal baik secara internal maupun eksternal.
Ditemui dalam kesempatan pameran pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta minggu lalu, Kepala BLH Provinsi Kaltara Edy Suharto memaparkan tantangan dalam bidang lingkungan hidup yang sering dihadapi ialah kabut asap.
Diterangkan Edy, BLH telah melakukan upaya penanggulangan kabut asap yang mencapai kondisi terburuknya di tahun 2014 lalu. “Pembagian masker, pembuatan surat edaran yang ditandatangani PJ.Gubernur terkait program Gerakan Masyarakat Peduli Api, dan sosialisasi telah dilakukan,” kata Edy.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Kerusakan, Lewi Lawai S.Sos,M.AP menjabarkan pemicu kabut asap di Kaltara serta upaya yang telah dilakukan dalam mencegah dan menanggulangi kabut asap secara lebih rinci.
Menurutnnya, pemicu kabut asap tersebut adalah asap kiriman dari provinsi lain, namun Kaltara selalu menjadi salah daerah yang terdampak.
“Pada dasarnya, Kaltara lebih banyak mendapat “kiriman” asap dari provinsi lain, namun memang ada beberapa titik rawan yang ada di daerah Kaltara,namun berdasar rekapitulasi Luas Kebakaran Hutan per provinsi di Indonesia tahun 2010-2015, Kaltara perlu berbangga karena angka kita masih sangat minim,” jelasnya.
Berdasarkan pada data Hot Spot yang yang bersumber dari website geospasial.bnpb.go.id, diterangkan bahwa sampai dengan tanggal 27 September 2014, Provinsi Kaltara memiliki 39 Titik jumlah Hot Spot NOAA. “Nunukan 1 Titik, Malinau 6 Titik,, Bulungan 15 Titik, dan Tarakan 17 Titik, dan umumnya hotspot yang terdeteksi di Kalimantan Utara umumnya berasal dari perladangan berpindah masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) dilakukan dengan kearifan lokal,” ungkapnya.
Dan penanggulangan juga langkah preventif yang diupayakan BLH ialah membentuk masyarakat perduli api (MPA) TNKM di Data Dian kecamatan Hayan Hilir, Kabupaten Malinau tahun 2013. Kemudian, memberikan pelatihan Pengendalian Kebakaran Hutan di PT.Inhutani.
Selanjutnya, monitoring Hotspot di kawasan TNKM tentang penanggulangan Kebakaran Hutan serta pembagian masker di ruas-ruas jalan utama. Bahkan, rapat koordinasi terus dilakukan berkala untuk memantau dan menyosialisasikan pentingnya penanggulanagan bencana asap dan kebakaran hutan.
“Tahun lalu kami melaksanakan Rakor di Crown Hotel terkait pembentukan MPA di 5 kabupaten/kota, mengikuti Rakor Regional se- Kalimantan dalam menghadapi bencana asap akibat kebakaran hutan di Pontianak beberapa pekan lalu dan mewacanakan Rakor dengan judul kegiatan yang sama di Nunukan untuk area Kaltara Tahun ini,” tuntasnya. #hmsprov
Comments are closed.