BeritaKaltim.Co

Waspadai Jajanan untuk Berbuka Puasa

berau Jajanan Ramadhan-2015TANJUNG REDEB, BERITAKALTIM.com- Masyarakat berharap adanya peran aktif pemerintah dan pihak terkait untuk tetap memantau jajanan khas (ta’jil) atau minuman yang beredar selama bulan puasa Ramadhan 1436 Hijriah. Sebab tidak sedikit masyarakat masih merasa khawatir tentang kualitas jajanan yang ada di pasaran, lantaran masih ada ditemukan makanan yang diduga kurang layak dikonsumsi.

“Kalau kita melihat tekstur warna dan lain sebagainya, memang ada beberapa jajanan yang meragukan untuk dikonsumsi. Dinas Kesehatan harus segera turun ke lapangan. Setidaknya melakukan sidak, sebab bukan tidak mungkin momen seperti ini dimanfaatkan oleh oknum pedagang yang tidak bertanggung jawab,” ungkap Ny Ardyne, warga Tanjung Redeb saat berbelanja jajanan di bazar Masjid Baitul Hikmah untuk persiapan ta’jil .

Ia mencoba menerapkan cara khusus dalam memilih jajanan Ramadhan atau ta’jil sebagai menu berbuka. “Saya menghindari yang bersoda, selain itu tempat jual juga harus bersih, makanan dan minuman tidak dikerumuni serangga, dan tidak memiliki warna yang mencolok. Terkait hal ini, sebaiknya ada sosialisasi dari pemerintah atau dinas terkait,” sarannya, seraya mengingatkan para pembeli untuk selalu memperhatikan dengan seksama warna makanan yang tidak mencolok, apalagi menggunakan saus sembarangan.

Senada dengan Atik dan Tina warga Pulau Panjang juga mengaku tengah membutuhkan informasi resmi secara detail mengenai bahan ta’jil yang disajikan. “Bahan olahannya minimal dicantumkan, dan harus ada imbauan dari dinas kesehatan atau BPOM,” kata Tina yang mengaku kesulitan menilai kualitas makanan dari pandangan mata saja.

Memang jika dilihat secara sepintas kondisi fisiknya baik, cuma kebanyakan orang awam tidak tahu karena terdorong rasa lapar dan tertarik dengan penampilan atau kemasannya.

Komentar serupa dilontarkan Rusmina, ibu dua anak asal Sambaliung , yang mengaku juga kurang percaya dengan jajanan yang tidak ada cap resmi dari BPOM. “Kalau saya lebih memilih bikin sendiri atau beli bahannya, karena jika tidak ada izin resmi seharusnya kita patut curiga. Apalagi dalam suasana seperti ini, disinyalir banyak beredar makanan yang tidak sehat dan sengaja dibandrol dengan harga murah untuk menjaring pembeli,” ungkapnya.

Oleh sebab itu Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau, H Sa’ga menghimbau kepada masyarakat yang biasa membeli makanan di luar atau di bazaar ramadhan untuk hidangan berbuka puasa, agar lebih berhati-hati. Karena berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, di beberapa daerah banyak oknum pedagang yang menjual makanan dengan menggunakan zat berbahaya.

“Banyak juga oknum pedagang ta’jil berbuka puasa yang nakal. Oleh sebab itu, masyarakat harus lebih waspada. Jangan sampai salah membeli makanan, sebab bukan tidak mungkin hal itu terjadi di Kabupaten Berau,” ungkapnya.

Sa’ga mengatakan Dinas Kesehatan (Dinkes) selama puasa harus rutin melakukan pengawasan ini. Mereka harus bekerja ekstra, jangan sampai umat muslim yang sedang beribadah terganggu dengan makanan-makanan yang mengandung zat berbahaya itu. Menurut Sa’ga, untuk mengantisipasi hal itu, mulai sekarang Dinkes harus lebih ektra melakukan pengawasan. Karena, yang berwenang melakukan pemeriksaan terhadap makanan yang dijual Dinkes.
“Turun ke lapangan, lihat kondisi makanan yang dijual di pasar-pasar atau di tempat lainnya. Sehingga kekhawatiran masyarakat, adanya makanan yang mengandung zat berbahaya tidak terjadi,” ujarnya. #Hel

Comments are closed.