SAMARINDA, BERITAKALTIM.COM – Jelang Idulfitri, hampir di setiap sudut Kota Tepian didapati anak jalanan (anjal) serta gelandangan dan pengemis (gepeng). Kondisi Kota Tepian ini pun menjadi terkesan kumuh. Semakin menambah riwayat permasalahan kota yang masih jauh dari kata nyaman.
“Semakin meningkatnya jumlah pengemis, terlebih menjelang Idulfitri sangat memprihatinkan. Permasalahan tuntutan hidup menjadi salah satu indikator mengapa mereka melakukan hal itu. Perlu langkah serius mengatasi fenomena tersebut,” kata Selamat Ari Wibowo legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dikatakannya, menjamurnya para pengemis disinyalir kuat datang dari luar kaltim.
Lemahnya aturan dan pengawasan pendatang yang tidak memiliki tujuan dan kejelasan masuk area Kaltim, jadi salah satu penyebabnya. Kondisi terparah ada di simpang empat Mal Lembuswana.
Ironisnya, lokasi tersebut pun hanya berjarak beberapa meter saja dari Rumah Dinas Walikota Samarinda. Menurut Selamat, pemerintah seharusnya memiliki sikap tegas menyelesaikan fenomena anjal tersebut.
Diketahui operasional anjal dan gepeng di Samarinda bukanlah hal baru. Fenomenanya semakin terasa jelang hari besar agama seperti sekarang.
Sayangnya, sejak lama juga pemkot urung menemukan solusi terbaik mengentaskannya. Meski kerap dirazia, para anjal dan gepeng itu dengan cepat beroperasi kembali.
“Jumlahnya bahkan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kinerja dan kredibilitas pemkot pun patut dipertanyakan,” kata anggota Komisi IV ini. (adv/rid/oke)
Comments are closed.