SAMARINDA,BERITAKALTIM.COM – Komoditi makanan yang mempunyai andil terbesar dalam pembentuk garis kemiskinan makanan di Kalimantan Timur pada bulan September 2014 antara daerah perkotaan dan perdesaan adalah beras.
Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Zain Taufik Nurrohman mengatakan upaya percepatan penanggulangan kemiskinan melalui program beras untuk keluarga miskin (Raskin) secara output cukup berhasil dalam penyalurannya. “Mencapai 92,37 persen yaitu 24,56 ton untuk rumah tangga sasaran penerima manfaat sebanyak 136.451 keluarga,” ujar Zain.
Kendati demikian, Zain menyayangkan masih banyak menemukan penerima Raskin yang bukan tergolong rumah tangga miskin bahkan ada pedagang yang memborong beras raskin untuk dijual kembali.
Disamping itu, landasan data dasar keluarga penerima Raskin selalu menjadi perdebatan akurasinya. Ada beberapa daerah yang tidak mau menerima penyaluran Raskin karena selain masalah data juga daerah menyediakan dana tambahan untuk memperlancar distribusi di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.
“Pemerintah harus segera melakukan pemuktahiran data orang miskin dengan terjun langsung kelapangan agar jangan sampai data yang diterima berbeda dengan aslinya. Sehingga menyebabkan jumlah orang miskin penerima raskin terus melonjak tajam,” kata Zain disela-sela rapat paripurna DPRD Kaltim, Selasa (14/7).
Penyumbang terbesar untuk garis kemiskinan non makanan urutan pertama baik di daerah perkotaan maupun perdesaan yaitu perumahan. Sebagai upaya mengurangi jumlah rumah yang tidak layak huni bagi masyarakat miskin. “Pemerintah Provinsi telah membangun 330 Unit ditahun 2014 sebagai upaya untuk menekan persentasi penduduk miskin yang memiliki rumah layak huni dari 12,5% menjadi 13,33% dari target 20%, jumlah ini harus terus ditingkatkan,” ungkap Zain.
Politisi PAN itu mengapresiasi langkah-langkah program sejenis yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi maupun kabupaten-kota melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara maupun APBD. (adv/bar/dhi/oke)
Comments are closed.