BeritaKaltim.Co

Tingkat Hunian Hotel di Bontang Sepi, Ini Penyebabnya

BONTANG-HOTEL-BINTANGBONTANG, BERITAKALTIM.com – Melemahnya okupansi pengujung hotel belakangan ini membuat para pelaku usaha penginapan di Bontang memaksimalkan pelayanan, salah upaya yang ditawarkan dengan menyajikan paket acara dengan harga kompetitif, paket yang ditawarkan meliputi paket menginap week-end, paket wedding dan paket ulang tahun. Hal ini dilakukan untuk menarik pengunjung untuk menginap atau menggelar acara di Hotel.

Direktur Komersil dan Operasional Hotel Bukit Sintuk Sutikno, mengatakan penurunan okupansi pengunjung dihotelnya dalam beberapa bulan terkahir cukup signifikan, pada tahun 2014 pengunjung yang menginap bisa mencapai 70 persen per-bulan nya, namun terhitung Januari hingga Juli 2015 pengunjung yang bermalam hanya berkisar 40-50 persen.

Untuk mengatasi cash flow tetap stabil, pihaknya terpaksa harus mengurangi jumlah karyawan untuk menekan biaya operasional perusahaan.
Tahun 2014 karyawan Hotel Sintuk mencapai 120 orang, namun karena pengaruh pengunjung yang berkurang, kami harus memangkas, saat ini karyawan berjumlah 95 orang”katanya saat dihubungi melalui sambungan seluler.

Menurutnya, penurunan pengunjung di Hotel bintang tiga ini karena beberapa perusahaan mengalami guncangan finansial sehingga produk tifitas mereka berkurang, akibatnya para karyawan yang sering didatangkan dari luar kota juga menurun. Hotel dan penginapan, lanjut Sutikno di Kota Bontang memang banyak dihuni dari pengunjung dari luar kota, mereka didominasi para karyawan perusahaan.

Selain itu, kata Sutikno lemahnya pertumbuhan makro ekonomi Indonesia yang berada dihadapan krisis global, bahkan berada di posisi terendah dalam lima tahu terakhir, tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar 4 persen atau menurun 1 persen sejka lima tahun. “Beberapa alasan penyebab rendahnya okupansi hotel belakangan ini, selain faktor lokal, efek domino dari penurunan ekonomi Indonesia juga salah satu faktornya,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah Kota Bontang segera membuat regulasi tentang pariwisata, sehingga sektor pariwisata di Bontang dapat tumbuh dan berdampak positif bagi pengusaha penginapan dan restoran.

“Saat ini regulasi dan kebijakan terkati pariwisata masih minim, sehingga pemanfaatan sektor pariwisata kurang diminati,”katanya.

Dihubungi terpisah, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) wilayah, Rustam membenarkan beberapa bulan terakhir okupansi perhotelan di Kota Bontang mengalami penurunan pengunjung. Kenaikan pengunjung terjadi saat H+1 Idul Fitri saja, karena banyak para keluarga dari luar kota yang mengunjungi keluarga di Bontang. Namun bersifat temporer, usai H+3 seterusnya, animo pengunjung kembali lesu.

Untuk menarik, sambung Rustam para wisatawan datang ke Kota Taman bukan hanya masalah regulasi tentang pariwisata, selain itu sarana dan prasarana juga perlu diperhatikan, khusunya transportasi.

“Bagaimana wisatawan mau berkunjung ke Bontang, kalau harus menempuh jalan darat 6 jam dengan kondisi jalan yang rusak,”pungkas ketua komisi III DPRD Bontang ini. #fs

Comments are closed.