BeritaKaltim.Co

Ini Dalih Kontraktor Gedung SMA Negeri 1 Bontang yang Retak Itu

jalan rusak bontang webBONTANG, BERITAKALTIM.com – Kerusakan megaproyek gedung SMA Negeri 1 Bontang senilai Rp 59 miliar mendapat tanggapan dari Kepala Pengawas Proyek, Sulimin. Dia berdalih, jika keretakan dinding gedung karena pengerjaan yang dilakukan secara parsial atau bertahap. Hal ini dimaksud agar aktivitas belajar mengajar di sekolah tidak tergaggu karena proyek rekonstruksi bangunan.

Pembangunan dengan sistem parsial, lanjut dia, kontraktor lebih dulu membangun ruang kelas agar para murid tetap dapat mengikuti belajar mengajar. Kemudian dilakukan pekerjaan lainya serta pemancangan pondasi untuk gedung yang akan dibangun, akibatnya getaran dari alat berat yang digunakan membuat sejumlah bangunan mengalami keretakan.

“Retaknya karena getaran dari alat berat yang dipakai untuk pancang pondasi,” kata Sulimin.

Ia menambahkan, kegiatan sekolah pun kerap menjadi kendala pengerjaan bangunan. Saat pekerjaan yang membuat kebisingan terpaksa dihentikan, karena menggangu para pelajar yang sedang mengikuti pelajaran. Jadi kontraktor, lanjut Sulimin mengerjakkan pada saat para murid sudah pulang sekolah hingga malam hari.

“Pekerja juga tidak bisa maksimal, kalau kerja berat tidak dikerjakan saat pagi atau siang tunggu anak sekolah pulang,” ujarnya.

Menurutnya, pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih cepat jika tidak terkendala dengan aktivitas di sekolah. Pasalnya, banyak waktu yang dihabiskan untuk menunggu para pelajar selesai beraktivitas padahal pekerjaan vital, seperti pemancangan pondasi. Dari kotraktor, kata dia kerap mengeluhkan kondisi tersebut, apalagi para pekerja dituntut untuk merampungkan pekerjaan tepat waktu.

Terkait dengan kerusakan bangunan, Sulimin mengaku telah mengimbau kontraktor untuk segera menyelesaikan pekerjaan dan membenahi bagian yang rusak maupun retak. Dia menjamin kontrkator dapat bertanggung jawab dengan pekerjaan mereka, serta merampungkan pembangunan sebelum tenggat waktu yang ditentukan yakni, November 2015.

“Saya sudah menghubungi kontraktor untuk segera memperbaiki bagian yang rusak atau retak,” ujarnya.

Dia berharap pihak sekolah dapat berkeja sama dengan para pekerja, sehingga proses finalisasi proyek bisa lebih cepat. Harapannya, pihak sekolah dapat menjaga saran dan pra sarana yang telah dibangun sehingga tidak ada lagi kerusakan yang terjadi.

Dihubungi terpisah, Kontraktor pelaksana PT Citra Gading Asri (CGA) Setyo, membenarkan getaran dari alat berat penyebab retaknya beberapa bagian gedung saat proses pemancangan. Namun ia berjanji akan egera menyelesaikan pekerjaan termasuk memperbaiki bagian yang rusak. “Kami pakai alat berat, soalnya dalam pondasi mencapai 24 meter,” kata Setyo saat dihubungi.

Ia membantah jika penyebab dinding gedung rusak akibat materila yang tidak sesuai standar. Menurutnya, seluruh pembangunan telah disesuaikan dengan standar bangunan permanen. “Tidak ada pengurangan semen mas, saya sendiri yang memeriksa di lapangan,” katanya.

Sedangkan penambahan waktu 117 hari, ia mengaku hal tersebut karena ada penambahan bagian bangunan. Hal tersebut tidak sesuai dengan kontrak diawal, sehingga proyek molor menjadi 4 bulan.

Kendati demikian, pihaknya akan melakukan semaksimal mungkin guna menyelesaikan proyek yang tersisa sedikit pengeerjaan lagi.

“Minggu ini pekerja sudah kembali kerja kok pak, kami akan memperbaiki semua bagian yang rusak,” pungkasnya. #fs

Comments are closed.