TANJUNG REDEB, BERITAKALTIM.COM– Kabupaten Berau merupakan salah satu daerah yang menjadi pusat pengembangan pertanian di Kalimantan Timur. Daerah ini menjadi penopang program upaya khusus (Ipsus) ketahanan pangan dengan budidaya salah satunya padi. Hal ini dapat dibuktikan para kelompok tani Buyung Buyung Kecamatan Tabalar, kendati Indonesia dilanda kemarau penjang, mereka justru panen padi berlimpah.
Panen raya, Rabu (12/8/2015), ditandai secara simbolis oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, kepala Dinas Pertanian Provinsi Kaltim, H Ibrahim, Bupati Berau Drs H Makmur HAPK MM, Wakil Bupati Berau H Ahmad Rifai MM, Kepala Dinas Petanian dan Tanaman Pangan Berau Ir H Ilyas Nasir MM, kepala SKPD serta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD).
Dihadapan Mentan, Bupati Makmmur menejelaskan bahwa luasan lahan pertanian di Kabupaten Berau mencapai 2012 ribu hektar dan produksi 24 ribu ton lebih, serta produksi beras mencapai 24 ribu ton.
“Jadi kita masih ada surplus walau satu kali tanam, atau juga dua kali panen. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan panen raya ini bertemakan, dengan panen raya padi sawah kita tingkatkan produksi melalui upaya khusus (upsus), swasembada pangan,” ujar Bupati.
ehubungan dengan itu, Bupati Makmur kepada Mentan meminta dukungan penuh yang dibutuhkan para petani. Mengingat saat ini pertanian menjadi penyumbang pendapatan melalui sumber daya alam (SDA) sekitar 17 persen, dimana urutan pertama tambang batubara.
“Kalau dulu sektor pertanian diurutan sekian. Tapi sekarang, sektor pertanian mampu merangkak naik penyumbang urutan kedua. Jadi saya optimis kalau perhatian pemerintah pusat makin lebih, masyarakat akan memanfaatkan lahan – lahan yang ada untuk menyumbang pendapatan yang lebih signifikan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mentan Andi Amran Sulaiman juga menjelaskan terkait anggaran untuk sektor pertanian, sebab di Kementerian Pertanian tahun ini anggaran terbesar sepanjang sejarah, yaitu anggaran naik 100 persen, atau berkisar Rp16 triliun lebih.
Khusus untuk Berau tahun sebelumnya bantuan Rp 5 miliar, dan tahun ini ditingkatkan menjadi Rp 15 miliar. “Untuk Kaltim yang sebelumnya bantuan sebesar Rp 160 miliar, tahun ini akan ditingkatkan menjadi Rp 500 miliar, hampir 4 kali lipat, dan ini akan menjadi sejarah baru di sector pertanian, begitu luar biasa dan begitu besar perhatian bapak presiden terhadap sektor pertanian ini,” jelasnya.
Dikatakan Mentan, kebijakan tersebut adalah salah satu dari Sembilan kebijakan yang dikeluarkan. “Biasanya, benih, bibit dan traktor ditender. Tendernya di bulan Januari, kemudian selesai tender di bulan Maret, April sampai Mei itupun kalau nggak ada sengketa. Artinya apa? Setelah panen ke dua bantuan pupuknya baru datang. Sehingga, kami menghadap bapak Presiden, izin pak Presiden , bahwa pola seperti ini harus diubah, semua harus dilakukan penunjukkan langsung. Jadi semua bantuan proses penunjukkan langsung, mulai dari traktor, alsinta mini sampai kebutuhan petani lainnya sekitar 40 ribu sudah tersebar di seluruh pelosok Indonesia, sementara sebelumnya hanya 4 ribu,” tegasnya.
Oleh sebab itu, jamannya sekarang harus terbuka, baik yang ditender maupun penunjukkan langsung. Karena apa? Satu minggu ada keterlambatan pupuk bisa kehilangan satu ton, kalau 54 persen seluruh Indonesia, akan kehilangan 5 juta ton, itu sama dengan kehilangan uang sebesar Rp 20 triliun. “Oleh sebab itu, kalau kebijakan itu keliru, itu lebih jahat dari pada koruptor,” tegasnya lagi.
Dirinya juga merasa risih mendengar kata – kata impor, dan sudah beberapa pihak menyarankan agar Indonesia melakukan impor beras, tetapi pihaknya tidak mau melakukan itu, sepanjang petani masih mampu memproduksi beras. Mulai bulan Pebruari, Maret harga beras naik mencapai 30 persen, tetapi petani tidak merasakan kenaikan itu, artinya ini ada anomaly .
“ Ada yang menghadap saya menyarankan agar Indonesia seera melakukan impor beras. Tetapi saya tanya petani dari sabang sampai Merauke ternyata ketersedian beras masih cukup dan mampu dipenuhi,” ujarnya.
Kedapan pihaknya berjanji akan membangun sistem yang kuat dan yang baik, pihaknya optimistis Indonesia mampu memproduksi pangan dalam negeri. Oleh sebab itu, dalam kesempatan kemarin, Mentan juga memberikan bantuan secara simbolis pupuk, pembuatan sumur dangkal, embung (penampungan air), alat tanam, traktor dan beberapa kebutuhan petani lainnya. HEL
Comments are closed.