BeritaKaltim.Co

HUT Berau Ditandai Prosesi “Baturunan Parau”

berau Turunkan Perahu (1)TANJUNG REDEB, BERITAKALTIM.com- Untuk memelihara adat istiadat dan simbol kebersamaan membangun Kabupaten Berau, dua tahun terakhir ini Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bersama dengan Kesultanan Sambaliung dan Gunung Tabur selalu menggelar prosesi Baturunan Parau (menurunkan perahu).

Kegiatan ini sendiri sudah menjadi agenda rutin tahunan yang akan digelar dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Tanjung Redeb dan Kabupaten Berau. Dimulai pada tahun 2014 lalu, di halaman Museum Batiwakkal diadakan upacara Baturunan Parau, yang diikuti ratusan masyarakat sekitar, pemangku adat, agama serta Pemkab Berau.

Sebelum perahu diturunkan, akan diadakan upacara terlebih dahulu oleh sesepuh agama, dengan diberikan tepung serta dibacakan doa. Setelah prosesi adat selesai dilakukan, perahu yang beratnya sekitar 300 kilogram tersebut diangkat beramai-ramai dalam satu komando dan kemudian akan diturunkan ke Sungai Segah.

“Kegiatan ini merupakan budaya yang harus kita hidupkan kembali, dan harus tetap terpellihara oleh generasi penerus nanti,” jelas Kepala Disbudpar Berau, Hj Rohaini.

Usai perahu diturunkan ke Sungai Segah, masyarakat yang ikut menggangkat bersiap untuk mendayung perahu di sepanjang sungai. Di sinilah terlihat simbol kebersamaan diantara masyarakat. Secara bersama-sama dan ikhlas untuk membangun kekompakan dan gotong royong.

“Seperti diketahui, sejak tahun 2014 lalu kita telah melaksanakan kegiatan ini, dan sekarang kita laksanakan lagi” ungkap Rohaini.

Tak hanya masyarakat sekitar, Bupati Berau, Drs H Makmur HAPK MM, Wakil Bupati, H Ahmad Rifai, Sekretaris Daerah, Drs H Jonie Marhansyah MM, Pemangku Kesultanan Gunung Tabur dan Sambaliung serta Kepala SKPD juga turut bersama-sama dalam mengangkat perahu serta menurunkannya di Sungai Segah. Cermin kerbersamaan dan kekompakan inilah yang diharapkan dapat dipertahankan dalam membangun Bumi Batiwakkal.

“Terus terang, kegiatan ini mengingatkan kembali kepada kita, bagaimana untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan gotong royong yang menjadi motivasi dalam mengisi pembangunan,” ungkap Bupati Makmur.

Oleh sebab itu, Bupati Makmur berharap kegiatan ini dapat dilestarikan pada tahun dan dimasa – masa yang akan datang, dan dapat dilaksanakan lebih meriah lagi. Sebab menurut dia, kegiatan ini nilainya luar biasa, dan harus diwarisi oleh generasi yang akan datang sebagai pewaris adat istiadat di Bumi Batiwakkal. #HEL

Comments are closed.