SAMARINDA, BERITAKALTIM.COM – Komisi IV DPRD Kaltim yang dipimpin Zain Taufik Nurrohman menyatakan siap memperjuangkan alokasi anggaran hingga Rp 50 miliar untuk merenovasi ulang Anjungan Kaltim di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) agar kembali seperti bangunan aslinya saat dibangun pada 1975.
Pernyataan tersebut mengemuka dalam pertemuan antara Komisi IV DPRD Kaltim dengan Dinas Pariwisata Kaltim, Kantor Penghubung Kaltim, Bappeda Kaltim dan Dewan Adat Dayat Kaltim, belum lama ini di Kantor DPRD Kaltim Jl Teuku Umar Karang Paci, Samarinda.
Rapat tersebut merupakan tindak lanjut Komisi IV atas polemik renovasi Anjungan Kaltim yang berubah menjadi bangunan modern. Bangunan anjungan kini dinilai melenceng dari ciri khas Kaltim. Seperti tidak menggunakan sirap untuk atap bangunan. Sehingga anjungan tidak lagi sesuai dengan budaya dan adat Kaltim.
“Poin pentingnya adalah kita ingin Anjungan Kaltim dapat kembali seperti semula, menunjukkan ciri khas budaya Kaltim. Dari pertemuan ini kita mengharapkan bangunan anjungan dapat dikembalikan seperti semula. Karena yang ada sekarang tidak menunjukkan kekhasan adat istiadat daerah Kaltim,” ucap Zain didampingi Wakil Ketua Komisi IV Yahya Anja. Hadir pula anggota Komisi IV Muhammad Adam, Gunawarman, Hermanto Kewot, Mursidi Muslim, Sokhip dan Ferza Agustia.
Dalam kesempatan itu Muhammad Adam menyampaikan, saat ini bangunan yang ada di Anjungan Kaltim tidak memiliki aura Kaltim dan terkesan jauh dari bentuk aslinya. Padahal menurutnya Anjungan Kaltim di TMII merupakan kepanjangan tangan Provinsi Kaltim yang bertujuan mengenalkan sekaligus mempromosikan budaya Kaltim, baik untuk masyarakat di seluruh Indonesia maupun internasional.
“Untuk itu perlu direnovasi secara menyeluruh. Kami di Komisi IV siap memperjuangkan anggaran Rp 50 miliar untuk merombak ulang Anjungan Kaltim,” ucapnya.
Namun sebelum dibangun kembali, Adam mengingatkan agar dalam perencanaannya melibatkan tokoh-tokoh adat Kaltim.
“Yang tak boleh dilangkahi adalah dalam setiap detail yang berkaitan dengan adat harus berkonsultasi dengan tokoh-tokoh adat Kaltim. Agar kejadian seperti sekarang tidak terulang,” imbaunya.
Menambahkan, Hermanto Kewot mengharapkan dibentuknya UPTD yang nantinya bisa fokus menangani pengelolaan serta pemeliharaan Anjungan Kaltim. Sebab menurutnya, sektor pariwisata akan sangat dibutuhkan untuk mendongkrak pendapatan asli daerah, setelah habisnya sumber daya alam di Kaltim.
“Anjungan Kaltim merupakan alat promosi Kaltim di tingkat nasional dan internasional. Sehingga butuh UPTD khusus untuk menanganinya. Diharapkan dengan adanya UPTD khusus program promosi dapat berjalan lebih baik,” harapnya. #adv/lin/oke
Comments are closed.