
SAMARINDA,BERITAKALTIM.COM – Menjelang Iduladha pemerintah dalam hal ini Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur maupun kabupaten/kota diminta melakukan upaya preventif kemungkinan adanya peredaran sapi pemakan sampah yang dijadikan kurban.
Imbauan ini disampaikan agar pihak terkait serius mensosialisasikan sekaligus memantau penyalur-penyalur sapi agar sapi jenis ini tak beredar, dan dikonsumsi masyarakat.
Hal ini disampaikan Sapto Setyo Pramono, Rabu (16/9/2015), menanggapi maraknya pemberitaan tentang sapi pemakan sampah.
“Bukan hanya menjelang Iduladha, namun hari-hari biasa juga jangan sampai sapi jenis ini dikonsumsi masyarakat. Apalagi ada penelitian bahwa sapi pemakan sampah rawan terkontaminasi zat logam berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan,” Kata Sapto.
Selain itu, Sapto juga mengingatkan kepada penyalur sapi kurban agar jujur dalam menjual sapi yang ditawarkan. Berkurban merupakan niatan baik seorang muslim, sehingga Sapto berharap agar niat baik tersebut dibarengi dengan unsur yang baik pula.
“Jangan sampai mencederai niat baik berkurban dengan menjual sapi yang mengandung unsur berbahaya. Tidak menutup kemungkinan sapi gelondongan maupun sapi dengan kriteria tidak sehat lainnya,” sebutnya.
Lebih lanjut, Politikus Partai Golkar ini juga mengimbau pembeli sapi kurban dan konsumen daging sapi agar selektif dalam memilih dan membeli sapi yang akan dikurbankan. Hal ini sekaligus menjadi kewajiban dinas terkait mengontrol sapi kurban jauh hari sebelumnya. Kriteria sapi pemakan sampah boleh dikonsumsi melalui karantina sapi selama 3 bulan dengan memberi makan rumput sebelum disembelih. Sapto khawatir hal ini akan membuka celah beredarnya daging sapi pemakan sampah yang lolos dari seleksi karantina akibat lemahnya pengawasan. Namun demikian, Sapto tetap mengapresiasi langkah yang telah dijalankan Dinas Peternakan Kaltim dalam mempersiapkan 11 ribu ternak sapi dan pembekalan budidaya sapi kepada kelompok peternak.
“Masalah sapi pemakan sampah yang dijadikan hewan kurban ini memang marak terutama di Jawa Tengah. Padahal yang baik ‘kan sapi memakan dedaunan dan rumput. Bukan pemakan sampah yang akhirnya berbahaya jika dikonsumsi manusia,” kata Sapto.#adv/lia/dhi/oke
Comments are closed.