BeritaKaltim.Co

HUT Tenggarong 233 Diawali Ziarah Ke Makam Aji Imbut

kukar Ziarah webTENGGARONG, BERITAKALTIM.COM – Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Tenggarong ke-233, di awali dengan acara ziarah dan tabur bunga di makam Aji Imbut bergelar Sultan Muhammad Muslihuddin, Raja ke-15 Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura
(1780-1816) yang juga pendiri “Kota Raja” Tenggarong, Senin (28/9/2015) pagi, di kompleks pemakaman Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura sebelah Museum Mulawarman Tenggarong.

Ziarah tersebut dilakukan oleh Pj Bupati Kukar H. Chairil Anwar bersama unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat beserta kerabat
lainnya dan sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah. Serta hadir pula Wabup Kukar periode 2010-2015 HM Ghufron Yusuf dan tokoh masyarakat Kukar Syahrial Setia.

Setelah memanjatkaan doa, dilakukan peletakan Bunga Lompo (karangan bunga berbentuk persegi panjang yang terbuat dari anyaman pandan yang dihiasi beraneka bunga) di atas pusara Aji Imbut, oleh Pj Bupati Kukar Chairil Anwar dan putra
mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat, Ketua DPRD Kukar Salehuddin S Fil, dan Dandim 0906 Tenggarong Letkol Inf. Ari Pramana Sakti.

Kemudian selain makam Aji Imbut, makam para Sultan lainnya yang berada di kompleks tersebut juga diziarahi, seperti Sultan Aji Muhammad Salehuddin I (Sultan Kutai ke-16), Sultan Aji Muhammad Sulaiman (Sultan Kutai ke-17), dan Sultan Aji
Muhammad Parikesit (Sultan Kutai ke-19) serta Muballigh besar Kesultanan Kutai Sayid Muhammad Bin Sayid Saleh (Al) Bin Yahya (Makkawi).

Pj Bupati Kukar H. Chairil Anwar mengatakan, 233 tahun silam Aji Imbut telah memindahkan ibukota Kesultanan Kutai dari Pemarangan ke Tepian Pandan kemudian disebut Tangga Arung atau rumah para raja, “Peristiwa ini menggoreskan tinta emas
perjalanan Kota Raja. Tangga Arung tumbuh dan berkembang seiring perjalanan sejarah sehingga penduduknya hidup dan berkarya di kota yang kini bernama Tenggarong, “ ujarnya.

Dikatakan Chairil, bahwa ziarah ini juga untuk menghargai dan mendoakan para pemimpin terdahulu yang telah mengawali pembangunan di Kukar. Ziarah itu menurutnya juga mengingatkan terhadap kebesaran dan kejayaan kerajaan Kutai
Kartanegara Ing Martadipura, “Kebesaran Kesultanan Kutai itu hendaknya tetap dipertahankan pada masa kini dan yang akan datang, yaitu dalam bentuk pembangunan yang tentunya melibatkan masyarakat,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan dalam sejarahnya, Tenggarong sangat terbuka bagi pendatang dari daerah lain, sehingga beragam etnis hidup berdampingan di Tenggarong. “Kebersamaan ini patut dijaga dan dibanggakan, mari kita terus pelihara
kondisifitas sebagai dasar pembangunan,” pungkasnya. #Wn

Comments are closed.